Proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Kilang Balikpapan di Kalimantan Timur.
Industri

Stripper Proyek RDMP Balikpapan Terpasang, Realisasi Capai 48 Persen

  • Realisasi proyek RDMP Kilang Balikpapan milik PT Pertamina (Persero) di Kalimantan Timur hingga akhir Januari 2022 telah mencapai 48% dan kini sudah terpasang Stripper.
Industri
Daniel Deha

Daniel Deha

Author

JAKARTA -- Realisasi proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Kilang Balikpapan milik PT Pertamina (Persero) di Kalimantan Timur hingga akhir Januari 2022 telah mencapai 48%.

Realisasi pengerjaan pabrik pengolahan minyak dan gas (migas) yang dikelola oleh PT Kilang Pertamina Balikpapan (KPB) tersebut meningkat tipis dari realisasi pada akhir tahun lalu sebesar 47%.

"Hingga akhir Januari 2022, progres proyek strategis nasional ini telah mencapai sekitar 48 persen, akan terus berproses on the track dan tetap menjadi aspek utama," bunyi keterangan resmi Pertamina, Selasa, 15 Februari 2022.

Seiring dengan progres pengerjaan yang on track, Kilang Balikpapan juga telah terpasang Disenganger/Stripper pada 4 Februari lalu dengan menggunakan crane berkapasitas 2.800 ton yang merupakan Electric Ringer Crane raksasa di dunia.

Stripper memiliki berat lebih dari 900 ton, dengan tinggi 36,7 meter dan diameter 11,1 meter. Pengadaan dan pembuatan peralatan ini memerlukan waktu sekitar dua tahun di Korea Selatan sampai tiba di Balikpapan.

Stripper adalah alat berbentuk kolom yang berfungsi melakukan proses pemisahan fraksi tertentu yang terkandung dalam minyak bumi. Stripper ini juga menjadi peralatan yang sangat penting dari proyek RDMP Balikpapan untuk Unit Residual Fluid Catlytic Cracking (RFCC) yang berfungsi menghasilkan produk setara EURO V yang lebih ramah lingkungan.

RFCC sendiri adalah unit yang berfungsi meningkatkan profitabilitas kilang Pertamina melalui pengolahan residu menjadi produk bernilai tinggi. Unit ini ditargetkan dapat beroperasi pada 2024 dengan kapasitas produksi sebesar 90.000 barel per hari.

Unit RFCC dapat meningkatkan selisih kilang Pertamina di Balikpapan dengan produksi bernilai tinggi antara lain gasoline, liquid petroleum gas (LPG) dan propylene. Produk gasoline yang dihasilkan akan memenuhi spesifikasi EURO V dengan nilai oktan (RON) 92.

Pada 28 Desember 2021 lalu, proyek RDMP Balikpapan juga telah berhasil melakukan pemasangan Regenator pada Unit RFCC.

Asal tahu saja, proyek RDMP Kilang Balikpapan menelan investasi US$7 miliar atau sekitar Rp100,2 triliun. Pendanaaan proyek ini rencananya akan didapatkan dari sejumlah perbankan mulai dari dalam negeri hingga luar negeri.

Nilai investasi proyek strategis Pertamina untuk menekan impor bahan baku migas ini membengkak dari rencana investasi awal yang hanya sebesar US$3,3 miliar.

Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati belum lama ini mengatakan, Kilang Balikpapan direncanakan akan beroperasi penuh pada 2023.

Saat ini kapasitas Kilang Balikpapan mencapai 260.000 barel per hari. Pertamina menargetkan kapasitas tersebut bisa naik hingga 360.000 barel per hari saat RDMP Balikpapan sudah beroperasi penuh.

Dari jumlah tersebut, Kilang Balikpapan akan menghasilkan 319.000 barel bahan bakar minyak (BBM) per hari. Kemudian sisanya adalah produk LPG dan propylene.

Nicke berharap, produksi Kilang Balikpapan ini dapat menekan defisit neraca migas hingga US$2,65 miliar setara Rp38 triliun per tahun. Pada Januari 2022, defisit migas masih cukup tinggi yaitu mencapai US$1,33 miliar.

"Melalui RDMP Balikpapan, produk-produk Non-BBM seperti LPG akan naik pesat 48 kilo ton per tahun menjadi 384 kilo ton per tahun. Paralel, produk BBM seperti Gasoline, Diesel dan Avtur juga naik drastis dengan total produksi menjadi 319.000 barel/hari," ungkap Nicke saat meninjau langsung proyek RDMP Balikpapan belum lama ini.