Studi: Anak-Anak Lebih Mudah Menularkan Virus COVID-19 daripada Remaja
- Studi menyebutkan bahwa anak-anak yang berusia di bawah 4 tahun lebih berisiko menularkan virus COVID-19 kepada orang tua dan saudara kandung mereka daripada remaja yang telah berusia 14 hingga 17 tahun.
Tekno
JAKARTA - Sebuah studi baru-baru ini melakukan penelitian dengan membandingkan kemungkinan anak-anak dari beberapa kelompok usia yang berbeda dalam hal kemampuan untuk meluarkan SARS-CoV-2 kepada anggota keluarga.
Studi tersebut menyebutkan bahwa anak-anak yang berusia di bawah 4 tahun lebih berisiko menularkan virus COVID-19 kepada orang tua dan saudara kandung mereka daripada remaja yang telah berusia 14 hingga 17 tahun.
Mengutip dari laman Medical News Today, pembukaan sekolah kembali dan peningkatan kasus COVID-19 karena penyebaran varian Delta yang cepat ikut memengaruhi kekhawatiran di antara orang tua dan pembuat kebijakan. Seperti orang dewasa, anak-anak dan remaja juga rentan terhadap infeksi SARS-CoV-2.
Meskipun sebagian kecil anak-anak dapat mengembangkan gejala COVID-19 yang parah, anak-anak biasanya tidak disertai gejala apapun atau hanya memiliki gejala yang ringan jika dibandingkan dengan orang dewasa.
- Rilis Obligasi Rp1 Triliun, Medco Energi Lirik Opsi Akuisisi?
- Erick Thohir Rombak Direksi dan Komisaris BUMN Wijaya Karya
- Rupiah Diprediksi Menguat Jelang Pengumuman The Fed
Namun, bukti yang diterbitkan di Jurnal Nature pada tahun 2021 menunjukkan perbedaan dalam kerentanan anak-anak untuk tertular COVID-19 dan kemampuan mereka untuk menyebarkan virus jika dibandingkan dengan orang dewasa.
Kurangnya bukti kuat ini sebagian terjadi karena beberapa studidilakukan selama awal pandemi ketika data tidak bias hanya tersedia secara terbatas yang mengulas tentang berapa banyak anak yang tertular SARS-CoV-2.
Hal ini bisa disebabkan karena anak-anak umumnya memiliki gejala yang lebih ringan dan pengujian hanya terbatas pada kasus yang bergejala, sehingga anak-anak cenderung tidak menerima skrining untuk SARS-CoV-2 selama tahap awal pandemi. Skrining selektif terhadap orang-orang dengan gejala ini menghasilkan perkiraan yang terlalu rendah dari jumlah anak dengan SARS-CoV-2.
Selain itu, lockdown atau pembatasan yang saat ini dilakukan membuat anak-anak terhindar dari kerumunan karena sekolah dan tempat penitipan anak ditutup. Hal ini mengakibatkan rendahnya anak-anak yang terpapar virus, yang menyebabkan terbatasnya data tentang infeksi SARS-CoV-2 pada anak.
Data Terbatas Perbedaan Risiko
Penelitian telah membandingkan kemampuan anak-anak untuk menularkan virus dengan orang dewasa. Namun, ada data terbatas tentang perbedaan risiko penularan virus corona di antara anak-anak dari kelompok usia yang berbeda.
Sebuah tim peneliti di Public Health Ontario di Kanada baru-baru ini membandingkan risiko penularan SARS-CoV-2 dengan anggota rumah tangga antara anak-anak yang lebih muda dan lebih tua.
Khususnya, penelitian ini berlangsung selama akhir musim panas dan musim gugur 2020, ketika Ontario memiliki lebih sedikit batasan dan anak-anak kembali ke sekolah atau tempat penitipan anak. Akibatnya, terjadi peningkatan jumlah kasus anak selama ini, sehingga memungkinkan untuk mengevaluasi kemampuan anak-anak dalam menyebarkan virus.
Studi ini menemukan bahwa anak kecil, terutama mereka yang berusia 0–3 tahun, lebih mungkin menularkan virus ke anggota rumah tangga daripada remaja berusia 14–17 tahun.
- Hary Tanoe Ancang-Ancang Luncurkan Produk P2P Lending Baru, MotionKredit
- Pengendali Ultra Voucher Jual 20 Juta Saham UVCR ke Grup Investor Asing
- Ternyata OJK Tak Membedakan Bank Digital dan Konvensional
Peningkatan kemungkinan penularan virus pada anak-anak yang lebih muda dapat disebabkan oleh perbedaan jumlah virus di saluran pernapasan bagian atas anak atau dinamika perilaku di antara anggota keluarga.
Ada beberapa bukti yang menunjukkan bahwa anak-anak di bawah 5 tahun mungkin memiliki jumlah virus yang lebih tinggi di saluran pernapasan bagian atas daripada anak-anak yang lebih tua dan orang dewasa. Jumlah virus yang lebih tinggi dikaitkan dengan peningkatan risiko penularan SARS-CoV-2. Namun, bukti sebaliknya justru menunjukkan tidak ada perbedaan viral load antara anak yang lebih muda dan lebih tua.
Hasil yang bertentangan ini menunjukkan perlunya penelitian lebih lanjut untuk menetapkan perbedaan viral load dan penularan di antara anak-anak yang lebih muda dan lebih tua. Para penulis dan peneliti akhirnya menyimpulkan bahwa pengujian awal kasus indeks pediatrik dan pengurangan ukuran atau kepadatan anggota rumah tangga di dalam rumah mungkin merupakan strategi yang berguna untuk meminimalkan penularan sekunder rumah tangga oleh anak-anak.