Studi AS: Efektivitas Vaksin Pfizer Menurun Setelah 6 Bulan
- Efektivitas vaksin Pfizer Inc/BioNTech SE dalam mencegah infeksi coronavirus turun menjadi 47% dari 88% enam bulan setelah dosis kedua.
Dunia
JAKARTA - Lembaga Kesehatan Amerika Serikat (AS) menyatakan efektivitas vaksin Pfizer Inc/BioNTech SE dalam mencegah infeksi coronavirus (COVID-19) turun menjadi 47% dari 88% pada enam bulan setelah dosis kedua. Data yang diterbitkan pada Senin, 4 Oktober 2021 itu juga menjadi pertimbangan AS ketika memutuskan perlunya suntikan booster.
Data yang diterbitkan dalam jurnal medis, Lancet, sebelumnya telah dirilis pada Agustus 2021 sebelum peer review. Analisis menunjukkan bahwa efektivitas vaksin dalam mencegah rawat inap dan kematian tetap tinggi pada 90% selama setidaknya enam bulan, bahkan melawan varian Delta yang sangat mudah menular.
- Bareskrim Polri dan OJK Siap Selidiki Ajaib Sekuritas
- Bahas Akuisisi RS Grha Kedoya, Omni Hospitals (SAME) Gelar RUPSLB pada 26 Oktober 2021
- Saham Rights Issue BEKS Rp77 Selembar, Bank Banten Bidik Dana Rp1,8 Triliun
Menurut data tersebut, penurunan yang terjadi disebabkan oleh berkurangnya kemanjuran, bukan varian yang lebih mudah menyebar.
Para peneliti Pfizer dan Kaiser Permanente mempelajari catatan kesehatan elektronik pada kurang lebih 3,4 juta orang yang menjadi anggota Kaiser Permanente Southern California sejak Desember 2020 (saat vaksin pertama kali tersedia) dan Agustus 2021.
"Analisis terspesifik varian kami jelas-jelas menunjukkan bahwa vaksin itu (Pfizer/BioNTech) efektif terhadap semua varian yang menjadi perhatian saat ini, termasuk Delta," kata Luis Jodar, Wakil presiden senior dan kepala petugas medis vaksin Pfizer.
Keterbatasan yang mungkin ada dalam penelitian ini adalah kurangnya data tentang kepatuhan akan pedoman penggunaan masker dan pekerjaan dalam populasi penelitian, yang dapat berpengaruh pada frekuensi tes dan kemungkinan terpapar virus.
Efektivitas vaksin melawan varian Delta setelah bulan pertama mencapai 93% dan turun menjadi 53% setelah empat bulan. Terhadap varian coronavirus lainnya, kemanjuran turun sampai 67% dari 97%.
"Bagi kami, ini menunjukkan bahwa Delta bukanlah varian pelarian yang sepenuhnya menghindari perlindungan vaksin," kata pemimpin studi, Sara Tartof dari Departemen Riset & Evaluasi Kaiser Permanente Southern California.
- Cara Download Lagu dari YouTube ke MP3 dan MP4 Tanpa Install Aplikasi Khusus
- Cara Mengetahui WhatsApp Disadap, Mudah dan Sederhana!
- Laris Manis! Pendanaan Start Up di RI dalam 6 Bulan Tembus Rp54,39 Triliun
"Jika varian Delta adalah varian pelarian yang dapat menghindari vaksin, kita mungkin tidak akan melihat perlindungan yang tinggi setelah vaksinasi, karena vaksinasi tidak akan berhasil dalam kasus itu. Angka tersebut akan rendah di awal, dan tetap rendah seterusnya."
Para penulis memperingatkan bahwa pengujian untuk varian lebih cenderung gagal pada individu yang divaksinasi, yang dapat menyebabkan perkiraan yang terlalu tinggi dari efektivitas terspesifik varian dalam studi ini.
Administrasi Makanan dan Obat AS telah mengizinkan penggunaan dosis booster dari vaksin Pfizer/BioNTech untuk orang dewasa dan beberapa warga Amerika yang berisiko tinggi terinfeksi. Para ilmuwan telah meminta lebih banyak data mengenai apakah booster harus direkomendasikan untuk semua.