Warga mengikuti vaksinasi yang di gelar oleh Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) di Pasar Ikan Modern, Muara Baru, Jakarta Utara, Kamis, 2 September 2021. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia
Gaya Hidup

Studi Awal di Israel Sebut Dosis Keempat Vaksin COVID-19 Tidak Cukup Lindungi Omicron

  • Studi awal di Israel sebut dosis keempat vaksin COVID-19 tidak cukup lindungi Omicron

Gaya Hidup

Justina Nur Landhiani

JAKARTA - Indonesia saat ini tengah melaksanakan program booster vaksin COVID-19 untuk semua warga agar dapat menekan angka kasus positif COVID-19. Vaksin booster yang digunakan di Indonesia yaitu Moderna, Pfizer, AstraZeneca, dan Pfizer. Sesuai hasil riset, pemberian kombinasi vaksinasi booster tetap aman dan efektif untuk meningkatkan kekebalan tubuh setelah mendapatkan vaksinasi dosis lengkap.

Vaksinasi booster di Indonesia menargetkan warga yang berusia 18 tahun ke atas, orang lanjut usia, dan orang yang memiliki gangguan kondisi kesehatan seperti immunocompromised serta telah mendapatkan vaksinasi dosis lengkap atau sudah dua kali suntik vaksin, dan minimal 6 bulan setelah penyuntikan dua dosis.

Akan tetapi, pada Senin 17 Januari 2022 penelitian yang dilakukan di Israel menyebutkan bahwa suntikan keempat vaksin COVID-19 memang bisa meningkatkan antibodi ke tingkat yang lebih tinggi pada suntikan ketiga, tapi tidak cukup untuk mencegah infeksi Omicron.

Seperti yang dilansir dari laman Reuters, Pusat Medis Sheba Israel telah memberikan suntikan booster kedua dalam uji coba di antara stafnya dan sedang mempelajari efek booster Pfizer pada 154 orang setelah 2 minggu dan booster Moderna pada 120 orang setelah satu minggu. Data tersebut kemudian dibandingkan dengan kelompok kontrol yang tidak mendapatkan suntikan booster pertama dan kedua.

Menurut Gili Regev-Yochay, direktur Unit Penyakit Menular menyebutkan bahwa vaksin menyebabkan peningkatan jumlah antibodi, bahkan sedikit lebih tinggi dari dosis ketiga. Namun, menurutnya hal tersebut tidak cukup untuk melindungi dari Omicron.

“Kita tahu sekarang bahwa tingkat antibodi yang diperlukan untuk melindungi agar tidak terinfeksi dari Omicron mungkin terlalu tinggi untuk vaksin, meskipun itu vaksin yang bagus,” kata Regev-Yochay seperti yang dilansir dari laman Reuters pada 21 Januari 2022.

Dia juga menyebutkan pada riset tersebut tampaknya tidak ada perbedaan yang signifikan antara kelompok yang menerima dosis keempat vaksin Pfizer-BioNTech dan vaksin Moderna.

Israel sendiri merupakan salah satu negara yang memiliki laju vaksinasi COVID-19 tercepat di dunia. Bahkan Pemerintah Israel bulan lalu sudah menawarkan vaksin dosis keempat atau booster kedua kepada kelompok yang paling rentan dan berisiko tinggi.