Studi Baru Menunjukkan Inti Bumi Bergetar Setiap 8,5 Tahun
- Inti bumi tidak sejajar dengan mantelnya, sehingga mengakibatkan siklus goyangan
Sains
JAKARTA- Para ilmuwan di China baru-baru ini menemukan penemuan di jantung planet kita yakni bahwa setiap 8,5 tahun, inti bumi bergetar pada sumbu rotasinya. Pergeseran ini kemungkinan besar disebabkan oleh ketidakselarasan kecil antara inti dalam dan mantel bumi. Lapisan di bawah kerak bumi.
Mulai sekitar 2.896 km di bawah permukaan, inti bumi terbagi menjadi batas luar cair yang berputar-putar dan lapisan dalam yang sebagian besar padat. Wilayah ini ikut bertanggung jawab atas sejumlah dinamika geofisika planet kita. Mulai dari lamanya setiap hari hingga medan magnet bumi yang membantu melindungi umat manusia dari sinar berbahaya yang dipancarkan matahari.
Menurut penelitian yang diterbitkan pada 8 Desember di jurnal Nature Communications kemiringan inti dalam yang baru ditemukan ini pada akhirnya dapat menyebabkan perubahan bentuk dan gerakan inti cair. Proses yang mengarah pada potensi pergeseran medan magnet bumi.
- SKK Migas Target 2 Temuan Baru Ladang Gas Raksasa Onstream 2029
- Blok Abadi Masela: Tulang Punggung Percepatan Pembangunan Energi
- Erick Thohir Merger AP I dan AP II dalam InJourney Airports, Ini Alasannya
Untuk lebih memahami cara kerja inti bumi, para peneliti geofisika yang dipimpin oleh Hao Ding dari Universitas Wuhan pada tahun 2019 menganalisis pergerakan sumbu rotasi bumi relatif terhadap keraknya. Sesuatu yang dikenal sebagai rotasi kutub. Mereka mendeteksi sedikit penyimpangan dalam gerakan kutub yang terjadi kira-kira setiap 8,5 tahun. Hal ini menunjukkan potensi adanya goyangan inti dalam, Mirip dengan goyangan gasing yang berputar.
Dalam studi terbaru mereka, Ding dan co penulisnya lebih jauh mengkonfirmasi siklus ini dengan mengukur pergeseran kecil panjang hari di seluruh dunia dan membandingkannya dengan variasi gerakan kutub yang mereka lakukan sebelumnya.
Data mereka menunjukkan goyangan ini kemungkinan besar disebabkan oleh kemiringan 0,17 derajat antara inti dalam bumi dan mantel. “Ini bertentangan dengan teori rotasi bumi tradisional yang mengasumsikan bahwa sumbu rotasi inti dalam bumi dan sumbu rotasi mantel bumi sejajar," kata Ding kepada Live Science Kamis 28 Desember 2023.
Kemiringan ini mungkin menunjukkan bahwa belahan bumi barat laut dari inti dalam mungkin sedikit lebih padat dibandingkan lapisan lainnya. Terdapat juga perbedaan kepadatan antara inti dalam dan luar bumi.
“Studi baru ini membantu membedakan perbedaan komposisi antara logam di inti padat bagian dalam dan bagian luar yang cair serta memperkirakan arah dan kecepatan goyangan inti bagian dalam,” kata John Vidale, seorang profesor ilmu bumi di Universitas California kepada Live Science.
“Tidak ada apa pun di sini yang dapat menyelamatkan umat manusia minggu ini, namun upaya ini menambah landasan dasar untuk memahami planet kita.”
Ke depan, penemuan ini dapat membantu para peneliti memahami dinamika inti bumi dan proses yang berdampak pada umat manusia, mulai dari gempa bumi hingga perubahan medan magnet.