<p>ilustrasi</p>
Gaya Hidup

Studi Snap: Orang Indonesia Kesepian saat Pandemi dan Pilih Komunikasi Digital

  • JAKARTA – Studi Snap Inc. menemukan, separuh orang Indonesia kesepian selama pandemi Covid-19 dan memilih terhubung dengan teman, termasuk menghidupkan lagi pertemanan lama, secara online. Studi tersebut mensurvei lebih dari 2.500 responden di Indonesia dan rata-rata memiliki satu hingga tiga sahabat. Studi Indonesia itu merupakan bagian dari studi global yang mewawancarai 30.000 orang di 16 […]

Gaya Hidup
Gloria Natalia Dolorosa

Gloria Natalia Dolorosa

Author

JAKARTA – Studi Snap Inc. menemukan, separuh orang Indonesia kesepian selama pandemi Covid-19 dan memilih terhubung dengan teman, termasuk menghidupkan lagi pertemanan lama, secara online.

Studi tersebut mensurvei lebih dari 2.500 responden di Indonesia dan rata-rata memiliki satu hingga tiga sahabat. Studi Indonesia itu merupakan bagian dari studi global yang mewawancarai 30.000 orang di 16 negara dan melibatkan 17 pakar pertemanan.

Tujuan studi tersebut yakni mengetahui bagaimana pandemi Covid-19 dan masalah global yang terjadi telah memengaruhi pertemanan.

Studi melaporkan bahwa 72% responden di Indonesia lebih sering menggunakan saluran online untuk berkomunikasi saat pandemi daripada sebelum pandemi. Banyak percakapan pun menjadi lebih dalam dibahas (49%), tidak hanya berfokus pada topik di tingkat permukaan.

Studi itu menyebut bahwa tampaknya komunikasi digital adalah kunci untuk tetap terhubung saat terpaut jarak. Sebanyak 78% responden mengatakan, komunikasi digital telah membantu mempertahankan hubungan pertemanan, berapapun usia mereka.

Meskipun lebih mudah menjangkau teman-teman, Covid-19 membawa kesepian bagi sebagian orang Indonesia. Ini terlihat dari peningkatan menjadi 42%, sedangkan sebelum Covid-19 sebesar 18%.

Hampir separuh dari orang Indonesia (51%) mengatakan bahwa tidak dapat bertemu dengan teman membuat mereka merasa lebih kesepian. Kebanyakan dari mereka terhubung dengan teman secara online (72%).

Faktanya, sepertiga orang (29%) merasa bahwa jarak fisik telah melemahkan hubungan mereka dengan teman.

Secara keseluruhan, hampir setengah dari responden mengatakan bahwa Covid-19 tidak memengaruhi persahabatan mereka (57%). Namun, mereka mengatakan bahwa mereka tidak merasa dekat dengan teman-temannya (72%).

Hampir setengah dari mereka yang disurvei merasa lebih jauh dari teman karena mereka tidak bisa menghabiskan waktu secara langsung (51%).

Profesor Dwi Noverini Djenar mengatakan, seperti kebanyakan orang lain, orang Indonesia merasa sedih karena tidak dapat bertemu keluarga dan teman selama lockdown.

“Menelepon dan mengirim pesan menjadi sangat penting dalam membantu mereka menjaga tali pertemanan,” katanya dalam siaran pers, Rabu, 28 Oktober 2020.

Ada perbedaan signifikan antara Snapchatters yang sering berkomunikasi secara visual dan non-Snapchatters. Bedanya, Snapchatters menjadi lebih dekat dengan teman selama pandemi.

Profesor Nur Hafeeza Ahmad Pazil menjelaskan, physical distancing sebenarnya tidak terlalu berpengaruh pada hubungan emosional persahabatan yang erat. Namun, memungkinkan persahabatan menjadi semakin intim dan dekat.

“Persahabatan jarak jauh tetap intim karena sering kontak menggunakan media sosial terutama video call yang membantu mengaburkan batasan fisik. Meskipun beberapa pertemanan jarak jauh berubah menjadi ‘pertemanan yang kaku’, keintiman akan kembali muncul saat mereka bertemu lagi,” ujarnya.

Sisi baiknya adalah pandemi menyebabkan begitu banyak isolasi yang membuat orang benar-benar ingin menjangkau dan menghubungi orang-orang yang mereka sayangi.

Lebih dari setengah responden Indonesia (53%) mengatakan bahwa pertemanan mereka lebih penting sekarang. Hampir setengah dari mereka sengaja menjangkau teman yang sudah lama tidak diajak bicara (48%).

Menghubungi Teman Lama

Tahun lalu, Friendship Report dari Snap menemukan bahwa pertemanan, terutama sejak masa kanak-kanak, berdampak besar pada kebahagiaan dan kesejahteraan.

Pada tahun ini, studi menunjukkan 79% orang Indonesia telah kehilangan kontak dengan seorang teman dekat. Namun, 56% responden mengatakan mereka ingin membangun kembali hubungan mereka.

Kita umumnya akan menanggapi secara positif apabila salah satu teman terbaik kita berusaha menjalin kembali tali pertemanan.

Emosi yang paling menonjol adalah senang (48%), tersentuh (21%), dan penuh harapan (21%), sedangkan minoritas akan merasa bersalah (5%), atau curiga (3%).

Bagaimana kita menemukan jalan untuk kembali ke teman dekat?

Sebanyak 77% lebih suka terhubung kembali secara digital, dan hanya sedikit orang yang tidak tahu cara terhubung kembali menggunakan komunikasi digital (17%).

Hal pertama yang ingin dikirim orang kepada teman-teman mereka adalah foto mereka saat bersama (47%). Berikutnya, foto yang mengingatkan mereka pada kenangan bersama (53%).

Humor berada di peringkat ketiga, yakni mengirim meme atau GIF lucu adalah cara terbaik untuk terhubung kembali (40%).

Lebih dari setengah (53%) responden menginginkan media yang dapat digunakan untuk membantu berkomunikasi, terutama dalam situasi sulit seperti terhubung kembali.

Direktur Pengembangan Pasar Snap untuk Asia Tenggara, Anubhav Nayyar, mengatakan berbincang menggunakan foto dan video, ditambah dengan kreativitas menggunakan Lens dari augmented reality (AR), Filters, dan avatar Bitmoji personal, membantu Snapchatter mengekspresikan diri mereka sendiri dan berinteraksi secara visual.

“Berbagai hal tersebut menjadi penghubung penting ketika kita tidak bisa bertatap muka dan di masa sulit ini Snapchatters merasa lebih dekat dengan sahabat mereka, sementara non-Snapchatters merasa lebih jauh,” kata Anubhav.

Dia berharap fitur terbaru Snap, seperti Friendship Time Capsule, akan terus membantu Snapchatters tetap dekat dengan sahabat mereka dan saling mendukung satu sama lain.