Studi Ungkap Kemungkinan Pandemi COVID-19 Percepat Kepikunan
Sains

Studi Ungkap Kemungkinan Pandemi COVID-19 Percepat Kepikunan

  • Hasil penelitian ini menunjukkan adanya penurunan fungsi kognitif pada kelompok sukarelawan tersebut, terlepas dari apakah mereka terinfeksi Covid-19 atau tidak. Para ahli meyakini bahwa faktor-faktor seperti stres, kesepian, dan konsumsi alkohol mungkin dapat menjadi penyebab dari sebagian temuan ini.
Sains
Muhammad Imam Hatami

Muhammad Imam Hatami

Author

JAKARTA - Sebuah studi terbaru di Inggris mengungkap kemungkinan adanya pengaruh pandemi COVID-19 pada kesehatan otak orang dewasa yang berusia 50 tahun ke atas. 

Lebih dari 3.000 sukarelawan telah berpartisipasi dalam penelitian ini dengan menjawab kuesioner dan mengikuti tes kognitif secara online, yang bertujuan untuk mengukur perubahan fungsi kognitif, termasuk memori, seiring berkembangnya pandemi.

Dilansir BBC Internasional, Selasa, 7 November 2023, Penelitian ini diberi nama PROTECT dan diterbitkan dalam The Lancet Healthy Longevity. 

Penelitian ini berusaha membantu memahami bagaimana otak yang sehat mengalami proses penuaan dan memahami bagaimana manusia dapat mengalami demensia. Para peneliti menggunakan permainan pelatihan otak untuk memeriksa kemampuan memori dan penalaran, serta mencari faktor risiko yang dapat membahayakan kesehatan otak.

Hasil penelitian ini menunjukkan adanya penurunan fungsi kognitif pada kelompok sukarelawan tersebut, terlepas dari apakah mereka terinfeksi COVID-19 atau tidak. Para ahli meyakini bahwa faktor-faktor seperti stres, kesepian, dan konsumsi alkohol mungkin dapat menjadi penyebab dari sebagian temuan ini. 

Para peneliti juga mencatat bahwa dampak psikologis dari pandemi, termasuk ketakutan, kekhawatiran, dan ketidakpastian, serta gangguan terhadap rutinitas sehari-hari, dapat memberikan dampak nyata dan bertahan lama pada kesehatan otak.

Studi ini mengidentifikasi bahwa penurunan fungsi kognitif terjadi lebih cepat pada tahun pertama pandemi, terutama selama periode lockdown. Bahkan terdapat masalah daya ingat  yang terus mengalami penurunan hingga tahun kedua pandemi. Penelitian ini menunjukan rang-orang yang telah mengalami gangguan  ingatan sebelum pandemic, tampaknya mengalami penurunan yang paling signifikan.

Ketua peneliti, Prof. Anne Corbett, menyatakan bahwa pandemi mungkin telah mempercepat penurunan fungsi otak, serta menimbulkan pertanyaan tentang risiko penurunan kognitif yang lebih tinggi yang menyebabkan demensia. Oleh karena itu, dukungan bagi individu yang mengalami penurunan kognitif menjadi semakin penting.

Dr. Dorina Cadar, seorang pakar demensia, menyoroti bahwa dampak pandemi pada masyarakat adalah "bencana besar." Meskipun hubungan sebab-akibat belum terbukti dalam studi ini, banyak bukti menunjukkan bahwa faktor-faktor seperti isolasi sosial dapat berdampak negatif pada kesehatan otak.

Dr. Susan Mitchell dari Alzheimer's Research UK menegaskan pentingnya menjaga kesehatan otak melalui gaya hidup sehat, meskipun belum ada cara pasti untuk mencegah demensia. Oleh karena itu, menjaga kesehatan otak adalah langkah yang tak pernah terlambat.