Subsidi Bunga KPR dan Kendaraan Belum Nendang, Saham Otomotif dan Properti Naik Tipis
Sentimen subsidi bunga yang diberi pemerintah masih belum cukup ‘nendang’ lantaran aturan itu masih belum sesuai harapan pasar yang menginginkan penghapusan pajak mobil baru.
Industri
JAKARTA – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati akhirnya memperluas cakupan penerima manfaat subsidi bunga/margin bagi debitur yang terdampak COVID-19. Para debitur Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dan kredit kendaraan bermotor (KKB) yang sebelumnya tidak mendapatkan subsidi bunga, kini bisa mendapatkannya berkat aturan baru yang diteken Sri Mulyani pada 30 September lalu.
Penambahan jenis debitur itu diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 138 Tahun 2020 tentang Tata Cara Pemberian Subsidi Bunga/Subsidi Margin. Diktum ini sekaligus juga menggantikan aturan sebelumnya, yakni PMK No 85/2020.
Dalam salah satu beleidnya disebutkan bahwa debitur KPR hingga tipe 70, kini diperbolehkan untuk bisa menikmati subsidi bunga. Pun demikian dengan debitur kendaraan bermotor yang menggunakan kendaraanya untuk usaha produktif.
“Perlu dilakukan penyempuranaan mekanisme pelaksanaan pemberian subsidi bunga/subsidi margin untuk mendukung program pemulihan ekonomi nasional (PEN),” bunyi PMK tersebut, dikutip 1 Oktober 2020.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
- Anies Baswedan Tunggu Titah Jokowi untuk Tarik Rem Darurat hingga Lockdown
- IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC
Dengan adanya aturan baru tersebut, kini para debitur properti dan otomotif dengan plafon kredit tidak lebih dari Rp500 juta berhak mendapatkan subsidi bunga. Subsidi bunga ini diberikan dengan besaran 6% untuk kurun waktu 3 bulan pertama. Lalu 3% pada 3 bulan berikutnya.
Sementara bagi debitur dengan plafon kredit lebih dari Rp500 juta hingga Rp10 miliar, subsidi bunga hanya diberikan 3% selama tiga bulan. Dilanjutkan dengan subsidi bunga 2% untuk tiga bulan berikutnya.
Gerak Saham
Kabar gembira itu sontak memberikan sentimen yang cukup positif bagi pergerakan saham emiten-emiten properti dan otomotif di lantai Bursa Efek Indonesia (BEI). Pada penutupan perdagangan 1 Oktober 2020, saham-saham otomotif dan properti tampak berakhir di zona hijau.
Namun, pertumbuhan tersebut masih belum cukup signifikan jika dibandingkan dengan sektor-sektor lainnya. Ketika Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 2,05% ke level 4.970,09, saham sektor properti terlihat hanya menguat tipis 0,71%. Sedangkan saham aneka industri, termasuk otomotif di dalamnya melejit 2,8%.
Direktur Anugerah Investama Hans Kwee menilai, pertumbuhan kedua sektor ini lebih disebabkan oleh adanya sentimen global yang membuat pertumbuhan semua sektor perdagangan tumbuh tinggi. Adapun sentimen subsidi bunga yang diberi pemerintah masih belum cukup ‘nendang’ lantaran aturan itu masih belum sesuai harapan pasar.
“Yang pasar nantikan itu adalah pemasukan pajak. Kalau pajak dihapuskan ‘kan harga mobil bisa turun 40 persen, kemudian harga rumah turun 5-10 persen. Itu lebih positif bagi pasar,” tutur Hans saat dihubungi TrenAsia.com, Kamis 1 Oktober 2020.
Pada perdagangan Kamis, 1 Oktober 2020, memang terlihat beberapa saham otomotif dan properti melesat cukup tinggi, namun beberapa lainnya masih tampak lesu. Saham PT Astra International Tbk (ASII) misalnya, melesat 150 poin ke level Rp4.610 per lembar. Sebaliknya, saham PT Prima Alloy Steel Universal Tbk (PRAS) justru mengalami pelemahan 1,8% ke level Rp109 per lembar.
Di sektor properti, saham PT Ciputra Development Tbk (CTRA) meloncat 4,65% ke level Rp675 per lembar. Tetapi sebaliknya, saham PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) justru terjun 4,44% menjadi Rp430 dari sebelumnya Rp450 per lembar.
Pergerakan saham 10 emiten otomotif hari ini:
- ASII: Melesat 3,36% ke Rp4.610 per lembar.
- AUTO: Naik 0,61% ke Rp830 per lembar.
- BOLT: Meroket 12,96% ke Rp610 per lembar.
- BRAM: Naik 2,41% ke Rp378,8 per lembar.
- GJTL: Turun 0,91% ke Rp436 per lembar.
- IMAS: Statis di level Rp725 per lembar.
- IMJS: Tidak bergerak di level Rp234 per lembar.
- LPIN: Lompat 6,86% ke Rp218 per lembar.
- MASA: Terbang 7,41% ke Rp580 per lembar.
- PRAS: Terkoreksi 1,8% ke Rp109 per lembar.
Pergerakan saham 10 emiten properti hari ini:
- LPKR: Naik 1,68% ke Rp121 per lembar.
- ASRI: Terungkit 0,91% ke Rp112 per lembar.
- MTLA: Terjun 4,44% ke Rp430 per lembar.
- BSDE: Tumbuh 0,68% ke Rp745 per lembar.
- CTRA: Melesat 4,65% ke Rp675 per lembar.
- SMRA: Naik 1,8% ke Rp565 per lembar.
- MDLN: Statis di level Rp51 per lembar.
- APLN: Statis di level Rp95 per lembar.
- JRPT: Naik 1,46% ke Rp418 per lembar.
- LPCK: Naik 2,61% ke Rp785 per lembar.