Subsidi dan Kompensasi Energi Bengkak Tembus Rp386,9 Triliun hingga Akhir 2024
- Untuk subsidi paling jumbo diberikan kepada LPG 3 kilo (kg). Jika dilihat dari harga kekonomiannya gas melon ini menyentuh angka Rp42.750 per tabungnya namun pemerintah memberi subsidi sebesar Rp30.000 per tabungnya atau realisasinya Desember menyentuh Rp80,2 triliun untuk 40,3 juta pelanggan.
Energi
JAKARTA - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) melaporkan telah menggelontorkan Rp386,9 triliun untuk subsidi dan kompensasi energi hingga Desember 2024. Alokasi subsidi ini meliputi untuk Bahan Bakar Minyak (BBM), listrik subsidi dan LPG 3kg bersubsidi.
Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengatakan, akan tetapi, realisasi tersebut meningkat 15,87% bila dibandingkan target anggarannya yang mencapai Rp333,9 triliun. Gelontoran APBN untuk memberi manfaat langsung kepada rakyat melalui Perlinsos sebesar Rp455,9 triliun.
"Manfaat APBN yang dinikmati oleh masyarakat termasuk juga adalah harga dalam konteks menikmati harga BBM, LPG, harga listrik dan pupuk yang lebih murah karena APBN memberikan subsidi,"katanya dalam APBN KiTa Edisi Januari pada Senin, 6 Januari 2025.
- Ukraina Lakukan Serangan Baru di Kursk
- MK Putuskan Klaim Asuransi Tak Bisa Lagi Dibatalkan Sepihak, Berikut Penjelasannya
- Dipecat Erick Thohir, Ini Profil Shin Tae-yong
- Masuk 10 Pemimpin Berpengaruh Dunia, Ini Kebijakan Prabowo yang Disorot
Guyuran Subsidi
Suahasil merinci lebih lanjut, untuk subsidi paling jumbo diberikan kepada LPG 3 kilo (kg). Jika dilihat dari harga kekonomiannya gas melon ini menyentuh angka Rp42.750 per tabungnya namun pemerintah memberi subsidi sebesar Rp30.000 per tabungnya atau realisasinya Desember menyentuh Rp80,2 triliun untuk 40,3 juta pelanggan.
Sedangkan solar APBN harus menanggung sebesar Rp5,150 per liternya yang ditujukkan untuk kurang lebih 4 juta kendaraan. Asalnya harga keekonomian solar subsidi sebenarnya diangka Rp11.950 per liter atau per Desember Rp89,7 triliun.
Lalu untuk Pertalite pemerintah telah mengeluarkan dana sebesar Rp56,1 triliun untuk 157,4 juta kendaraan. Di mana harga keekonomian Pertalite sebenarnya diangka Rp11.700 per liternya. Sedangkan untuk minyak tanah realisasi per Desember mencapai Rp4,5 triliun untuk 1,8 juta rumah tangga.
Sedangkan untuk listrik subsidi dan nonsubsidi 900 VA pemerintah telah merealisasikan melalui subsidi dan kompensasi sebesar Rp156,4 triliun. Jika dirinci lebih lanjut untuk listrik subsidi dengan 900 VA ditanggung sebesar Rp1.200 per Kwhnya sedangkan harga keekonomiannya diangka Rp1.800 per Kwh.
Sedangkan melalui kompensasi listrik rumah tangga 900 VA, APBN harus menanggung sebesar Rp400 per kwhnya. Di mana per Desember realisasinya sudah diberikan kepada 50,6 juta pelanggan.