Sudah 22 Negara Masuk Jurang Resesi Ekonomi Gara-gara Corona, Ini Daftarnya
Estimasi IMF untuk pertumbuhan global pada 2020 juga turun, dari negatif 3,0% pada April menjadi negatif 4,9%.
Industri
JAKARTA – Efek domino dari pandemi COVID-19 yang menginfeksi dunia memang tidak pandang bulu, mulai dari negara berkembang sampai negara maju.
Hampir semua negara dibuat jungkir balik meramu formula yang tepat untuk menangani virus anyar penyebab krisis kesehatan, ekonomi, dan sosial sekaligus.
Alhasil, ada puluhan negara yang akhirnya tidak mampu menyeimbangkan antara upaya menghentikan penyebaran virus dengan tetap menjaga pertumbuhan perekonomian dan akhirnya masuk ke dalam jurang resesi ekonomi.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
- Anies Baswedan Tunggu Titah Jokowi untuk Tarik Rem Darurat hingga Lockdown
- IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC
Asia
1. Korea Selatan
Sebagai salah satu negara dengan perekonomian terbesar di Asia, Korea Selatan harus mengakui lemahnya kinerja ekspor pada kuartal II-2020 hingga 16,6%. Padahal, ekspor Korea Selatan berkontribusi hingga 40% dari total penerimaan negara.
Sehingga, Negeri Ginseng tersebut melaporkan susutnya ekonomi hingga 3,3% pada Juni 2020. Adapun, pertumbuhan PDB Korea Selatan secara tahunan diproyeksikan turun 2,9%, bahkan tercatat menjadi yang terlemah sejak 1998.
2. Singapura
Singapura harus menerima kenyataan resesi pada kuartal II-2020. PDB Singapura anjlok sedalam 41,2% dibandingkan dengan tiga bulan sebelumnya.
Kontraksi ini jauh lebih dalam dari prediksi sejumlah ekonom yang semua di kisaran 37,4%. Resesi Singapura menambah catatan kelam ekonomi banyak negara maju sekalipun yang telah tersungkur akibat COVID-19.
Salah satu faktor terbesar resesi ekonomi Singapura adalah karena ekonomi negara tersebut sangat bergantung pada perdagangan. Sedangkan lockdown di banyak negara membuat ekonomi sangat melambat.
3. Jepang
Dengan ekonomi terkontraksi hingga 3,4% pada kuartal I-2020, Jepang menjadi salah satu negara maju yang resesi. Hal tersebut dikarenakan pemerintah Jepang mengumumkan kondisi darurat pada April 2020.
Meskipun tidak mengunci negara secara nasional, status darurat tersebut sangat berdampak pada iklim bisnis di Jepang.
4. Filipina
Filipina mencatatkan diri sebagai negara yang mengalami resesi ekonomi dengan kontraksi produk domestik bruto (PDB) pada kuartal II-2020 sebesar 16,5% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
5. Thailand
Thailand mengalami kontraksi tahunan sedalam 12,2% pada kuartal II-2020. Koreksi ekonomi itu tercatat sebagai yang terburuk dalam 22 tahun sejak krisis ekonomi 1998.
Penurunan pertumbuhan ekonomi Thailand bermula dari pandemi COVID-19 yang melumpuhkan sektor pariwisata, ekspor, dan aktivitas domestik.
6. Malaysia
Malaysia menjadi negara ASEAN ketiga yang mencatatkan resesi setelah ekonomi pada kuartal II-2020 anjlok hingga 17,1% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Pemerintah Malaysia menyebut kontraksi akibat pandemi COVID-19 merupakan kondisi perekonomian terburuk selama 20 tahun terakhir sejak 1998. Sebelumnya, Malaysia juga pernah resesi pada krisis ekonomi 2009 silam.
7. Hong Kong
Negara di bawah kepemimpinan China daratan tersebut kembali mencatat kontraksi pada kuartal II-2020 sebesar 9% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Di basis kuartalan, ekonomi Hong Kong minus 0,1% dibandingkan kuartal I-2020.
Pemerintah Hong Kong menyebut kontraksi ini merupakan kali keempat secara kuartalan berturut-turut.
Uni Eropa
8. Jerman
Lebih awal lagi, Jerman bahkan telah melaporkan resesi akibat kontraksi sebesar 2,2% yang membawanya pada resesi pada kuartal pertama tahun ini. Kontraksi ekonomi Jerman tidak hanya akibat COVID-19, namun turut terimbas perang dagang Amerika Serikat dan China.
Dengan kondisi tersebut, Jerman melaporkan tengah berada di kondisi keuangan terburuk sejak krisis ekonomi pada 2009 silam. Kabar terbaru, Jerman melaporkan pendalaman kontraksi PDB hingga 10,1% di kuartal kedua tahun ini.
9. Prancis
Prancis mencatat ekonomi terkontraksi 5,8% sejak Maret 2020. Pada kuartal II-2020, Prancis kembali mencatat ekonomi minus 13,8%.
10. Italia
Italia sempat dikenal sebagai pusat wabah COVID-19 dengan berbagai kebijakan penguncian yang restriktif. Akibatnya, perekonomian Italia mengkerut hingga minus 4,7%. Setali tiga uang dengan Prancis dan Jerman, di kuartal II-2020, perekonomian Italia kembali merosot ke minus 12,4%.
11. Spanyol
Di antara 27 negara Uni Eropa, Spanyol tercatat sebagai negara dengan kontraksi ekonomi terdalam yaitu minus 18,5%. Banyak ekonom yang memprediksi Spanyol bakal menjadi negara yang paling lama terkontraksi dibandingkan dengan negara Uni Eropa lain.
12. Inggris
Menyusul beberapa negara Uni Eropa lain, Inggris akhirnya resesi setelah ekonominya berada di zona negatif dua kuartal berturut-turut. Ekonomi Inggris anjlok hingga 20,4% pada kuartal II-2020 menyusul kuartal sebelumnya di level negatif 2,2%.
Apabila dibandingkan dengan secara tahunan, ekonomi Inggris merosot sebesar 21,7%. Padahal, produk domestik bruto (PDB) kuartal I-2020 hanya turun 1,7% jika dbandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Kontraksi ini tercatat sebagai yang terburuk dalam sejarah Inggris selama sebelas tahun terakhir. Kinerja buruk ini merupakan buntut dari penguncian negara atau lockdown dari segala aktivitas bisnis dan sosial akibat pandemi COVID-19.
13. Polandia
Perekonomian Polandia susut 8,9% pada kuartal II-2020 secara kuartalan. Pada kuartal I-2020, ekonomi terkontraksi minus 0,4%. Apabila dihitung secara tahunan, kontraksi ekonomi Polandia di kuartal kedua 2020 mencapai 8,2%. Sebelumnya, ekonomi masih tumbuh 2% pada kuartal I-2020.
Polandia tercatat sebagai salah satu negara di Eropa yang mengalami resesi teknikal pertama sejak akhir era komunis lebih dari tiga dekade yang lalu. Badan Statistik Polandia menyatakan penyebab utama resesi adalah adanya penguncian aktivitas di negara tersebut.
14. Austria
Negara kecil di Eropa Tengah ini telah mencatat penyusutan pertumbuhan ekonomi pada kuartal I-2020 yakni minus 2,8% secara tahunan. Penurunan ini juga diikuti kuartal II di mana ekonomi jauh lebih turun di level negatif 12,8%
15. Belgia
Pada kuartal pertama tahun ini, perekonomian Belgia sudah melemah hingga minus 2,5%. Selanjutnya, Belgia kembali mencatat kontraksi dalam hingga 14,5% pada kuartal II-2020 secara tahunan.
16. Finlandia
Finlandia mencatat resesi setelah pertumbuhan secara tahunan minus berturut-turut yaitu 1,1% pada kuartal pertama tahun ini dan 4,9% pada kuartal kedua 2020.
17. Latvia
Latvia mencatat resesi setelah pertumbuhan secara tahunan minus berturut-turut yaitu 1,5% pada kuartal pertama tahun ini dan 9,8% pada kuartal kedua 2020.
18. Lithuania
Resesi Lithuania disebabkan oleh pertumbuhan secara tahunan minus berturut-turut yaitu 3,8% pada kuartal II-2020 dan pada kuartal I-2020 2,4%.
19. Belanda
Negeri kincir angin ini juga tidak selamat dari resesi. Sebab, perekonomian Belanda kontraksi 0,2% pada kuartal I-2020 dan kembali minus pada kuartal II-2020 sebesar 9,3% secara tahunan.
Amerika
20. Amerika Serikat
Amerika Serikat (AS) diketahui sebagai salah satu negara yang paling terhantam pandemi. Lantaran jumlah infeksi di AS sangat tinggi dan akhirnya menyeret perekonomian AS ke dalam resesi.
Resesi AS bahkan telah diprediksi setelah pertumbuhan ekonomi terkontraksi hingga 5% pada kuartal I-2020 lalu.
21. Meksiko
Meskipun telah kontraksi sejak kuartal pertama 2020 sebesar 1,4%. Kuartal kedua Meksiko turun jauh lebih rendah dari sebelumnya yaitu mencapai minus 18,9%.
22. Kanada
Kanada menjadi negara ketiga di Amerika yang resmi resesi akibat pertumbuhan ekonominya minus sejak kuartal pertama tahun ini sebesar 8,2%. Pada kuartal selanjutnya, Kanada masih harus kontraksi sebesar 12% secara tahunan.
Dana Moneter Internasional (IMF) baru-baru ini menurunkan perkiraannya untuk produk domestik bruto (PDB) Kanada pada 2020 dari negatif 6,2% menjadi minus 8,4%. Pasalnya, pemulihan ekonomi diproyeksikan akan lebih memakan waktu dibanding perkiraan sebelumnya.
Estimasi IMF untuk pertumbuhan global pada 2020 juga turun, dari negatif 3,0% pada April menjadi negatif 4,9%.
IMF memperkirakan Kanada akan sedikit lebih buruk daripada Amerika Serikat dan Jerman untuk tahun ini, tetapi lebih baik daripada negara-negara Eropa lainnya, termasuk Prancis, Italia, dan Spanyol.
Lebih dari 3 juta orang Kanada telah kehilangan pekerjaan pada tahun 2020, alhasil tingkat pengangguran melonjak menjadi 13,7% pada akhir Mei dari 5,6% pada Februari 2020.
Lantas, posisi ekonomi Indonesia masih postif karena berada pada urutan ketiga di antara negara-negara G-20. Ekonomi Indonesia terkontraksi negatif 5,32% di bawah China yang postif 3,2% dan Korea Selatan negatif 3,3%.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi pada tahun 2020 dari semula berada di kisaran negatif 0,4% hingga positif 2,3% menjadi negatif 1,1% sampai positif 0,2%. Artinya, Indonesia berpeluang besar masuk dalam jerat resesi ekonomi. (SKO)