Sudah 62% dari Target, Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Capai 240 Unit per Semester I-2021
- Penambahan infrastruktur pengisian kendaraan listrik ini untuk menunjang akses serta mempermudah pengguna kendaraan listrik.
Industri
JAKARTA – Jumlah infrastruktur pengisian listrik (IPL) untuk Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) sudah mencapai 240 unit per semester I-2021. Ini berarti tambahan IPL sudah mencapai 62% dari target 390 unit sampai akhir 2021.
"Penambahan infrastruktur pengisian kendaraan listrik ini untuk menunjang akses serta mempermudah pengguna kendaraan listrik. Diharapkan semakin banyak masyarakat yang tertarik untuk menggunakan kendaraan listrik," ujar Sekretaris Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan, Kementerian ESDM, Munir Ahmad dalam siaran pers, Kamis, 9 September 2021.
Infrastruktur pengisian kendaraan listrik ini tersebar di Indonesia dengan penempatan di pusat perbelanjaan, kantor PT PLN (Persero), Stasiun Pengisian Bahan Bakar (SPBU), gelanggang olahraga, bandara, ruas tol, perkantoran, dealer resmi, hingga pool taksi.
- Berhasil Jual 120 Hektare Tiap Tahun, Ini Harga Lahan di Kawasan Kota Deltamas
- Menuju Digital Corporation, KBI Kenalkan Si Robi
- Berkah Insentif PPnBM, Laba Bersih Bisnis Otomotif Astra Internasional Meroket 362 Persen
"Sebanyak 240 unit infrastruktur tersebut terdiri dari 166 Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) dan instalasi privat electric vehicle (EV) charging station, serta 74 Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU)," ujar Munir merinci.
Bentuk dukungan lain dari Pemerintah terhadap kendaraan listrik adalah dengan menerbitkan regulasi pendukung berupa Peraturan Menteri ESDM Nomor 13 Tahun 2020 tentang Penyediaan Infrastruktur Pengisian Listrik untuk Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai.
Permen ESDM tersebut mengatur tanggung jawab badan usaha, proses perizinan, skema listrik, tarif tenaga listrik, insentif, hingga keselamatan berusaha.
Bertambah di Tengah Pandemi
Dalam kesempatan yang sama, Munir juga memaparkan capaian Ditjen Ketenagalistrikan terkait rasio elektrifikasi, susut jaringan, dan penambahan pembangkit, transmisi, gardu induk, dan jaringan distribusi.
"Rasio elektrifikasi nasional pada tahun 2021 memiliki target sebesar 100%. Artinya, semua rumah tangga di Indonesia memiliki akses energi listrik. Berdasarkan berita acara penetapan, rasio elektrifikasi nasional sampai dengan semester I/2021 sebesar 99,37%," Munir menyampaikan.
Susut jaringan tenaga listrik sampai dengan triwulan I-2021 sebesar 9% sesuai dengan Surat Penetapan Realisasi Susut Jaringan PT PLN (Persero) tanggal 17 Juni 2021. Pada tahun 2021, target susut jaringan tenaga listrik sebesar 9,01%.
Munir lantas menyebut hingga semester I-2021 ada penambahan pembangkit 679,59 MW, transmisi 1.203,31 kms, gardu induk 2.930 MVA, dan jaringan distribusi 6.951,56 kms.
"Pemerintah tetap menjamin dampak pandemi Covid-19 tidak akan mengganggu keamanan pasokan listrik dan dipastikan kondisi cadangan aman pada sistem ketenagalistrikan," pungkas Munir.