<p>Jeff Bezos (dua kiri) dan Mohammed bin Salman (tengah) </p>
Dunia

Sudah Punya Saudia Airlines, Pangeran MBS Luncurkan Maskapai Nasional Baru untuk Arab Saudi

  • Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran MBS membentuk maskapai nasional baru.
Dunia
Rizky C. Septania

Rizky C. Septania

Author

RIYADH - Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman (MBS), mengumumkan pembentukan maskapai nasional baru negaranya, Riyadh Air. Pembentukan maskapai tersebut dilakukan MBS dengan menggandeng veteran industri Tony Douglas sebagai kepala eksekutifnya.

Pembentukan maskapai nasional baru Arab Saudi ini dilakukan saat kerajaan bergerak untuk bersaing dengan transportasi regional dan hub perjalanan.

Mengutip Reuters, Senin, 13 Maret 2023, Riyadh Air akan melayani lebih dari 100 tujuan di seluruh dunia pada 2030 dengan memanfaatkan lokasi kerajaan antara Asia, Afrika, dan Eropa.

Dengan pembentukan maskapai penerbangan  baru ini, diharapkan kedepannya bisa menambah pendapatan sebesar US$20 miliar atau Rp307 triliun (asumsi kurs Rp15.300 per dolar AS) untuk pertumbuhan PDB non-minyak Arab Saudi. Selain itu, pembentukan maskapai juga diharapkan menciptakan lebih dari 200.000 pekerjaan baik secara langsung maupun tidak langsung.

Ke depannya, Riyadh Air bakal bersaing langsung dengan raksasa regional seperti Emirates, Qatar Airways, dan Turkish Airlines saat industri perjalanan mulai pulih dari pandemi.

Perlu diketahui, Riyadh Air sepenuhnya dimiliki oleh dana kekayaan kedaulatan Arab Saudi, Dana Investasi Publik (PIF), yang memiliki aset lebih dari US$600 miliar atau Rp9,2 kuadriliun). Ini sekaligus menjadi pendorong utama upaya kerajaan untuk mendiversifikasi ekonominya dan menghentikan minyak.

Informasi lainnya, pada Oktober lalu, Arab Saudi diketahui sedang dalam negosiasi lanjutan untuk memesan hampir 40 jet A350 dari Airbus. Pemerintah juga melobi  Boeing sebagai bagian dari perluasan transportasi kerajaan.

Sebelumnya, Arab Saudi sudah memiliki maskapai Nasional yakni Saudia Airlines. Adapun cikal bakal Saudia Airlines berawal pada April 1945, ketika Presiden Amerika Serikat (AS) Franklin D. Roosevelt menghadiahkan sebuah pesawat Douglas DC-3 kepada Raja Abdul Aziz ibn Saud.

Pesawat ini dengan cepat digunakan untuk mengangkut penumpang dan surat antara tiga kota utama negara itu yakni Jeddah, Riyadh, dan Dhahran.