<p>Sejumlah nasabah mengantri untuk bertransaksi di kantor pusat Menara BTN, Gajahmada, Jakarta, Selasa, 16 Februari 2021. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Industri

Sudah Salurkan Rp54,41 Triliun per Mei 2021, BTN Dapat Tambahan Dana PEN Rp10 Triliun

  • Untuk keempat kalinya, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk kembali mengemban penyaluran dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) sebesar Rp10 triliun pada 3 Juni 2021.

Industri
Ananda Astri Dianka

Ananda Astri Dianka

Author

JAKARTA – Untuk keempat kalinya, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk kembali mengemban penyaluran dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) sebesar Rp10 triliun pada 3 Juni 2021.

Sebelum terjadi penambahan, BTN telah menyalurkan dana PEN hingga Rp54,41 triliun hingga akhir Mei 2021. Direktur Utama Bank BTN Haru Koesmahargyo mengatakan, pihaknya berterima kasih atas kepercayaan pemerintah melalui Kementerian Keuangan Republik Indonesia kepada perseroan.

“Tentunya sejalan dengan core business kami, penyaluran dana akan fokus ke sektor pembiayaan perumahan sehingga dapat menyediakan rumah yang menjadi kebutuhan mendesak terutama di masa pandemi,” kata Haru dikutip dari keterangan resmi, Rabu 9 Juni 2021.

BTN meyakini, penyaluran dana PEN di sektor perumahan akan memberikan efek domino kepada 174 industri terkait.

Berdasarkan data, pada penempatan periode pertama dan kedua, Bank BTN telah menyalurkan dana PEN tersebut kepada 108 ribu debitur dengan nominal mencapai Rp36,6 triliun per 31 Desember 2020. 

Mayoritas penyaluran kredit bermuara pada sektor perumahan atau mencapai 85% dari portofolio. Dana PEN tersebut juga disalurkan dalam bentuk kredit ke 33 provinsi di Indonesia. 

Untuk penempatan dana PEN tahap ketiga telah disalurkan Bank BTN kepada lebih dari 53 ribu debitur dengan total kredit sekitar Rp17,81 triliun per 4 Mei 2021. Dari total penyaluran kredit tersebut, sebanyak 93% disalurkan ke sektor perumahan. 

Selain itu, Haru juga menyampaikan penyaluran KPR akan terus difokuskan di wilayah luar Jakarta. BTN mencatat, telah sebanyak 82% dari total kredit disalurkan di luar Jakarta.

“Ini bertujuan untuk memeratakan pemulihan melalui penyaluran kredit di wilayah lain,” tambah Haru. (RCS)