<p>Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI secara virtual, Kamis, 18 Februari 2021/ Tangkapan layar TrenAsia.com</p>
Industri

Sudah Terendah Sepanjang Masa, BI Disarankan Setop Turunkan Suku Bunga Acuan

  • JAKARTA – Riset ekonom dari Bahana Sekuritas menilai Bank Indonesia (BI) sebaiknya tak melanjutkan penurunan suku bunga acuan alias BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR). Menurut Raden Rami Ramdana, penurunan suku bunga kumulatif 250 bps dalam 20 bulan sejak Juli 2019 (6,00%) hingga sekarang di level 3,5% sudah makin terbatas. “Kami pikir ini akan menjadi […]

Industri
Ananda Astri Dianka

Ananda Astri Dianka

Author

JAKARTA – Riset ekonom dari Bahana Sekuritas menilai Bank Indonesia (BI) sebaiknya tak melanjutkan penurunan suku bunga acuan alias BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR).

Menurut Raden Rami Ramdana, penurunan suku bunga kumulatif 250 bps dalam 20 bulan sejak Juli 2019 (6,00%) hingga sekarang di level 3,5% sudah makin terbatas.

“Kami pikir ini akan menjadi penurunan suku bunga terakhir dalam siklus pelonggaran saat ini. BI harus mengadopsi sikap yang lebih berhati-hati ke depan karena bank sentral di seluruh dunia lebih cenderung untuk membalikkan, bukan melanjutkan,” kata dia mengutip hasil riset, Jumat, 19 Februari 2021.

Keterbatasan tersebut diamini pula oleh Gubernur BI, Perry Warjiyo dalam paparan hasil Rapat Dewan Gubernur kemarin. “Dengan pemotongan ini, jelas ruang untuk menurunkannya lebih jauh akan lebih terbatas,” kata Perry.

Bank sentral mengakui lebih cenderung mempertimbangkan alternatif lain termasuk pelonggaran kuantitatif selain menurunkan suku bunga acuan.

Dalam pandangan Raden, apabila BI ingin menurunkan suku bunga lagi, inflasi tahun-ke-tahun perlu turun di bawah 0,7%-0,9% dalam beberapa bulan mendatang. Sayangnya, ia menilai hal tersebut sangat tidak mungkin terjadi saat ini.

Sebab, penurunan suku bunga sejauh ini diikuti oleh transmisi moneter yang lambat. Per Desember 2020, BI melaporkan penurunan pertumbuhan kredit -1,92% yeaor on year (yoy).

Sebaliknya, pertumbuhan deposito terpantau kuat 10,57%, suku bunga dasar pinjaman (SBDK) turun hanya 75 bps menjadi 10,11%.