Karyawan memindahkan tumpukan uang rupiah di cash pooling Bank Mandiri, Jakarta, Jum'at, 21 Januari 2022. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia
Makroekonomi

Suhu Politik Panas, Rupiah Kebakaran 0,68 Persen

  • Mata uang rupiah mengalami pelemahan signifikan dalam perdagangan pada Kamis, 22 Agustus 2024, seiring meningkatnya ketegangan politik di Indonesia. Ini akibat demonstrasi berbagai elemen masyarakat terkait penolakan terhadap Revisi UU Pilkada.

Makroekonomi

Alvin Pasza Bagaskara

JAKARTA – Mata uang rupiah mengalami pelemahan signifikan dalam perdagangan pada Kamis, 22 Agustus 2024, seiring meningkatnya ketegangan politik di Indonesia. Ini akibat demonstrasi berbagai elemen masyarakat terkait penolakan terhadap Revisi UU Pilkada.

Hingga perdagangan hari ini pukul 13.00 WIB, 107 poin atau turun 0,68% ke posisi Rp15.607 per satu dolar Amerika Serikat (AS). Jika tren pelemahan ini berlanjut hingga penutupan hari ini, rupiah akan mengalami depresiasi selama dua hari berturut-turut.

Brendan McKenna, Emerging market economist and strategist Wells Fargo di New York, menyatakan bahwa pelemahan rupiah terhadap dolar AS dalam jangka pendek dipengaruhi oleh sentimen politik. 

Ia mengungkapkan bahwa aksi demonstrasi serupa pernah terjadi di Sri Lanka dan Bangladesh. Namun, McKenna menambahkan bahwa pergerakan rupiah dan imbal hasil obligasi Indonesia akan dipengaruhi oleh potensi pemangkasan suku bunga The Fed serta sinyal kebijakan fiskal yang lebih jelas dari pemerintahan yang akan datang.

“Kombinasi tersebut menciptakan sentimen yang mendukung pergerakan rupiah dan mempengaruhi arus modal ke obligasi pemerintah Indonesia,” tuturnya, seperti dilansir TrenAsia dari Bloomberg pada Kamis, 22 Agustus 2024.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, memprediksi bahwa rupiah akan bergerak fluktuatif dalam perdagangan hari ini. “Untuk perdagangan hari ini, mata uang rupiah diperkirakan akan bergerak fluktuatif tetapi ditutup menguat di rentang Rp15.440-Rp15.550 per dolar AS,” kata Ibrahim dalam keterangan tertulis. 

Satu nafas dengan rupiah, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada pembukaan perdagangan pagi ini melemah 0,51% ke level 7.517,90. Pelemahan tersebut diikuti juga oleh Indeks LQ45 yang melorot 0,38% ke level 938. 

Dari sebelas sektor yang ada, sektor infrastruktur menjadi deretan saham yang paling terpukul.  Saham infrastruktur unggulan seperti PT Wijaya Karya (Persero) Tbk turut terdampak signifikan, dengan penurunan sebesar 2,47% ke level Rp316 per saham.

Sektor selanjutnya yang terkena damprat efek demo penolakan Revisi UU Pilkada adalah transportasi dengan pelemahan sebesar 1,00%. Adapun saham unggulan di sektor ini seperti PT Blue Bird Tbk (BIRD) melemah 1,99% ke level Rp1.720 per saham. 

Sementara itu, berbagai elemen masyarakat, termasuk buruh, mahasiswa, dan aktivis, akan turun ke jalan untuk menggelar aksi demonstrasi "Peringatan Darurat" guna "Mengawal Putusan Mahkamah Konstitusi" (MK) terkait Pilkada Serentak.

Aksi demonstrasi hari ini akan difokuskan di tiga lokasi, yaitu depan Gedung DPR RI, Gedung Mahkamah Konstitusi (MK), dan juga ada aksi Kamisan yang akan dilaksanakan di depan Istana Presiden, Jakarta.

Menurut laporan yang dihimpun oleh TrenAsia.com, massa demonstrasi di depan Gerbang Gedung DPR RI mulai membakar pagar dan alat peraga kampanye di lokasi aksi. Di sisi lain, personel polisi telah bersiaga di dalam kompleks DPR.