Produsen sekaligus distributor baja dan turunannya, PT Ladangbaja Murni Tbk (LABA) saat IPO / Dok. Perseroan
Korporasi

Sukses IPO, Begini Pengembangan Usaha Ladangbaja Murni

  • Sekretaris Perusahaan Ladangbaja Murni, Yohanes Fernandes mengatakan bahwa perseroan telah selesai melakukan set-up pada pabrik seluas 8.000 meter persegi di kawasan Cibitung pada Juli 2021.
Korporasi
Drean Muhyil Ihsan

Drean Muhyil Ihsan

Author

JAKARTA – Emiten besi dan baja PT Ladangbaja Murni Tbk (LABA) sukses meraup dana segar sebanyak Rp25 miliar melalui penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) pada Juni 2021. Dengan dana tersebut, berbagai pengembangan usaha pun mulai dilakukan perseroan.

Sekretaris Perusahaan Ladangbaja Murni, Yohanes Fernandes mengatakan bahwa perseroan telah selesai melakukan set-up pada pabrik seluas 8.000 meter persegi di kawasan Cibitung pada Juli 2021. Hal ini jauh lebih cepat dari target perseroan sebelumnya, yakni pada kuartal I-2022.

Dengan dimulainya produksi pada pabrik baru ini, pihaknya juga akan menambah tingkat komponen lokal pada produk perseroan. Hal tersebut sejalan dengan imbauan pemerintah mengenai lokalisasi produk baja di Indonesia yang akan membuat sentimen positif terhadap pelanggan perseroan. 

Selain itu, lanjut Yohanes, dana hasil IPO juga digunakan untuk pembelian mesin guna memperluas produksi. Perseroan telah membeli mesin EDC Double Column Wele, CNC Milling Quaser, CNC Milling Fanuc, EDM Sodick AG 1000L, CMM Mitutoyo dan mesin-mesin penunjang produksi lainnya. 

Produsen sekaligus distributor baja dan turunannya ini mengaku telah melakukan impor bahan baku baja untuk permulaan sebanyak 40 ton baja sebagai bahan baku. Adapun target pasar yang akan digarap selanjutnya berasal dari industri otomotif, elektronik dan consumer goods

“Sedangkan, estimasi kapasitas produksi maksimal mencapai 100 ton per bulan,” ujarnya melalui keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu, 4 Agustus 2021.

Tak sampai di situ, Yohanes mengaku bahwa perseroan sedang dalam tahap penilaian awal oleh pelanggan untuk kembali melakukan kerja sama dengan Astra Honda Motor dan Epson Indonesia yang sebelumnya belum dapat dipenuhi oleh perseroan. 

Ke depannya, LABA berniat memperluas bisnis dengan terus mendatangkan mesin EDC, CNC Milling guna menambah kapasitas produksi. Perseroan juga mempersiapkan divisi baru, yaitu plastic mould injection, yang saat ini sedang dalam tahap melakukan uji coba pada produk plastic mould.

Langkah ini diyakini dapat menambah diversifikasi produk sehingga perseroan tidak hanya bergantung pada permintaan satu produk saja. Diversifikasi ini juga diyakini dapat menambah efektifitas dan efisiensi kinerja keuangan dan operasional perseroan.

Asal tahu saja, pada periode kuartal I-2021, industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya sebagai kelompok penyumbang terbesar pada penanaman modal di sektor manufaktur dengan mencapai nilai Rp27,9 triliun.