Perkebunan tembakau milik PTPN X.
Industri

Sukses Kuasai Pasar Eropa, PTPN X Ekspor 86 Ton Tembakau ke Swiss

  • Anak usaha PT Perkebunan Nusantara (PTPN) III, PT PTPN X sukses melakukan ekspor Tembakau Bawah Naungan (TBN) ke Swiss sebanyak 86 ton.
Industri
Daniel Deha

Daniel Deha

Author

JAKARTA - Anak usaha PT Perkebunan Nusantara (PTPN) III (Persero), PT PTPN X sukses melakukan ekspor Tembakau Bawah Naungan (TBN) ke Swiss sebanyak 86 ton.

Kegiatan ekspor dilaksanakan pada Senin, 8 November 2021 dari Surabaya. Seremoni pelepasan kapal dilakukan oleh GM Kebun Ajong Gayasan, Dwi Aprilla Sandi.

Dalam keterangan resmi, Dwi mengatakan ekspor puluhan ton tembakau, atau tepatnya 86.054 kilogram TBN tersebut berhasil dilakukan karena produk tembakau perusahaan sudah bisa masuk ke pasar Eropa.

"Tembakau PTPN X telah menguasai pangsa pasar ekspor, mulai dari Swiss, Belgia, Amerika Serikat, Filipina, dan beberapa negara lainnya," katanya, dikutip Selasa, 9 November.

Dia menyebut bahwa anak Perusahaan Holding BUMN Perkebunan ini mengirim sekitar 1.677 karton TBN ke Swiss. Komoditas tembakau tersebut merupakan hasil musim tanam tahun ini.

Sepanjang tahun ini, PTPN X menanam TBN seluas 600 hektare (Ha), meningkat 100 Ha dibandingkan tahun 2020 lalu.

Peningkatan luas tanam dikarenakan kepercayaan investor kepada kualitas tembakau yang dimiliki PTPN X.

Dwi menegaskan perusahaan selalu berkomitmen menjaga kualitas tembakaunya dengan penerapan SOP dengan tepat, mulai dari panen, pemantauan gudang pengering, hingga gudang pengolah.

Sampai dengan Oktober 2021, Kebun Ajong Gayasan milik PTPN X telah memproduksi 5.983 Ton daun hijau, dengan rendemen 9,81%. Sedangkan untuk kualitas NW, Kebun Ajong Gayasan berhasil mencapai 27,10%.

"Kinerja baik juga ditunjukkan oleh Kebun Kertosari, di mana produksi daun hijau mencapai 3.434 ton dengan rendemen 9,7%, dan kualitas NW mencapai 23,75%," kata Dwi.

Berdasarkan catatan perusahaan, jumlah produksi usaha tembakau dan luas area tanam tembakau dalam lima tahun terakhir cenderung mengalami penurunan.

Pada tahun 2019, luas area tanam tembakau tinggal 511 hektare, menyusut dari tahun sebelumnya seluas 701 hektare. Pada tahun 2015, luas area tanam tembakau sempat mencapai 1.123 hektare.

Sementara produksi daun hijau juga menyusut menjadi 9.406 ton pada 2019 dari 11.604 ton pada 2018 dan pernah mencapai 21.475 ton pada tahun 2015.

Produksi daun tembakau kering juga ikut menyusut menjadi 929 ton pada tahun 2019 dari sebelumnya 1.148 ton pada 2018. Penurunan cukup tajam jika dibandingkan dengan produksi tahun 2015 sebesar 2.139 ton.

Sebaliknya rendemen perusahaan relatif stagnan, dimana menjadi 9,9% pada tahun 2019 dari 10% pada tahun 2015.

Rendemen adalah keuntungan atau kelebihan dalam pendapatan suatu perusahaan. Rendemen bisa juga diartikan sebagai nilai prosentase perbandingan antara nilai kering (output) terhadap nilai basahnya (saat panen), yang dinyatakan dengan persen (%).*