Nasabah beraktivitas  di kantor pusat Bank Tabungan Negara (BTN), Jalan Gajahmada, Jakarta Pusat, Selasa, 9 November 2021. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia
Perbankan

Sukseskan Program Tiga Juta Rumah, BBTN Tekankan Dua Aspek Utama

  • BBTN juga memberikan masukan kepada Satgas Perumahan terkait skema yang dapat membantu pemerintah mewujudkan program perumahan tersebut.

Perbankan

Alvin Pasza Bagaskara

JAKARTA – Emiten perbankan plat merah PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) memberikan perhatian besar pada kedua sisi pasokan (supply) dan permintaan (demand) dalam sektor perumahan. 

Mengapa demikian? Menurut BBTN keduanya harus saling melengkapi untuk memastikan keberhasilan sektor ini, termasuk dalam mendukung Program Tiga Juta Rumah yang digagas pemerintahan Prabowo-Gibran.

Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu menjelaskan bahwa sisi pasokan mencakup produksi dan ketersediaan rumah serta lahan, sementara sisi permintaan berkaitan dengan kebutuhan dan daya beli konsumen atau end-user.

Untuk mendukung sisi pasokan, kata Nixon, BBTN menyediakan pendanaan kepada pengembang melalui kredit konstruksi, baik untuk rumah tapak (landed house) maupun hunian vertikal (high rise). 

Sementara itu, di sisi permintaan, BBTN juga telah menyalurkan kredit kepada konsumen untuk membeli rumah, membangun rumah di lahan yang sudah dimiliki, maupun untuk renovasi rumah.

“Misalnya, masyarakat di desa sudah memiliki rumah tetapi kondisinya tidak layak huni, BTN menyediakan pembiayaan untuk renovasi,” ujar Nixon dalam keterangan tertulis, pada Senin, 14 Oktober 2024.

Lebih lanjut, Nixon menyampaikan bahwa BBTN juga memberikan masukan kepada Satgas Perumahan terkait skema yang dapat membantu pemerintah mewujudkan program perumahan tersebut.

Di sisi pasokan, BBTN menyarankan agar masalah terkait tata ruang, sertifikasi tanah, dan rumah yang selama ini berlarut-larut diatasi terlebih dahulu, mengingat hal tersebut melibatkan banyak institusi dan tumpang tindihnya regulasi. 

Sementara itu, untuk sisi permintaan, BTN menekankan pentingnya edukasi kepada masyarakat, bahwa memiliki hunian tidak selalu berarti rumah tapak, tetapi juga dapat berupa hunian vertikal.

Tidak hanya itu, BBTN juga mengusulkan skema pembiayaan subsidi yang lebih tepat sasaran kepada Satgas Perumahan. Skema ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan meringankan beban keuangan negara, dengan pengelompokkan subsidi berdasarkan desil (pemeringkatan kesejahteraan) masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dan menengah (MBT).

Program Tiga Juta Rumah yang direncanakan oleh pemerintahan Prabowo meliputi pembangunan dua juta unit rumah di pedesaan dan satu juta unit apartemen di kota-kota besar. Prioritas utama pemerintah adalah pembangunan rumah di pedesaan, dengan harapan dapat menggerakkan perekonomian lokal dan menyerap tenaga kerja setempat.

Sebagai informasi, BBTN merupakan salah satu bank plat merah yang aktif menyalurkan kredit perumahan. Pada semester I-2024 saja, BBTN telah menyalurkan kredit dan pembiayaan perumahan sebesar Rp299,24 triliun dari total penyaluran kredit yang mencapai Rp352,06 triliun.