<p>ilustrasi// Foto: Ismail Pohan &#8211; Tren Asia</p>
Finansial

Suku Bunga Inggris Naik, Rupiah Diprediksi Melemah Akhir Pekan Ini

  • Sejak perdagangan kemarin, rupiah ditutup melemah menjelang pengumuman suku bunga acuan oleh Bank of England (BoE)

Finansial

Idham Nur Indrajaya

JAKARTA - Nilai kurs rupiah diprediksi melemah pada perdagangan hari ini, Jumat, 4 Agustus 2023. Rupiah tertekan sentimen kenaikan suku bunga acuan bank sentral Inggris dan penantian data nonfarm payroll (NFP) Amerika Serikat (AS) di akhir pekan.

Menurut data perdagangan Bloomberg, pagi ini rupiah dibuka menguat 37 poin di posisi Rp15.149 per-dolar AS.

Pada perdagangan sebelumnya, Kamis, 3 Agustus 2023, nilai kurs rupiah ditutup melemah 11 poin di level Rp15.186 per-dolar AS.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, rupiah berpotensi melemah hari ini karena adanya beberapa faktor.

Sejak perdagangan kemarin, rupiah ditutup melemah menjelang pengumuman suku bunga acuan oleh Bank of England (BoE) yang diprediksi akan melanjutkan pengetatan kebijakan moneternya.

Kebijakan tersebut pun diumumkan pada Kamis, 3 Agustus 2023 waktu setempat, dan BoE menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin sesuai dengan ekspektasi pasar. Dengan kenaikan tersebut, suku bunga BoE berada di level 5,75%, dan merupakan angka tertinggi sejak 15 tahun terakhir.

"Laporan NFP AS kini diawasi secara ketat oleh pelaku pasar," kata Ibrahim kepada wartawan dikutip Jumat, 4 Agustus 2023.

Laporan NFP yang digunakan untuk mengukur tingkat ketenagakerjaan selain dari sektor pertanian, pemerintahan, rumah tangga, dan lembaga-lembaga nonprofit, akan dirilis hari ini. Data tersebut akan menjadi acuan pelaku pasar dalam membaca arah kebijakan suku bunga dari The Federal Reserve (The Fed).

Kemudian, faktor yang dapat mendorong rupiah untuk melemah hari ini masih datang dari lembaga pemeringkat Fitch Rating yang menurunkan peringkat utang AS dari AAA ke AA+.

"Gelombang baru hindar risiko setelah lembaga pemeringkat Fitch menurunkan peringkat utang pemerintah AS dapat mendorong pembelian aset safe haven," kata Ibrahim.

Sementara itu, faktor yang dikatakan Ibrahim dapat menahan pelemahan rupiah hari ini adalah sektor manufaktur Indonesia yang secara konsisten melanjutkan ekspansi selama 23 bulan berturut-turut.

Pada Juli 2023, indeks manufaktur Indonesia tercatat di level 53,3, naik dari 52,5 yang dilaporkan pada Juni 2023. Kenaikan tersebut terealisasi karena didorong oleh peningkatan permintaan baik di dalam maupun dari luar negeri.

"Secara keseluruhan, sentimen pelaku usaha di sektor manufaktur Indonesia tetap positif di bulan Juli. Pulihnya permintaan ekspor ke level ekspansi meningkatkan permintaan secara keseluruhan sehingga diharapkan dapat menopang kinerja pertumbuhan ekonomi pada semester II," papar Ibrahim.

Menurut Ibrahim, untuk perdagangan hari ini, nilai kurs rupiah berpotensi ditutup melemah di rentang Rp15.170-Rp15.260 per-dolar AS.