SRI MULYANI KSSK.png
Nasional

Sulitnya Situasi Global, Sri Mulyani Berharap G20 Tangkal Tantangan Ekonomi

  • Situasi global diperkirakan tetap sulit pada 2022, bahkan diperkirakan berlanjut hingga 2023. Oleh karena itu dibutuhkan kepemimpinan yang kuat dan tindakan kolektif dari G20.

Nasional

Debrinata Rizky

JAKARTA - Situasi global diperkirakan tetap sulit pada 2022, bahkan diperkirakan berlanjut hingga 2023. Oleh karena itu dibutuhkan kepemimpinan yang kuat dan tindakan kolektif dari G20.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, Forum G20 diharapkan dapat berperan lebih besar untuk menangani bahaya tersebut karena merepresentasikan 85% ekonomi dunia, ditambah situasi ekonomi global yang cukup kompleks belakangan ini.

"Kami memperkirakan situasi global akan tetap sulit, di sini, di 2022 ini, mungkin berlanjut hingga 2023. Kita tidak boleh mengabaikan kemungkinan peningkatan risiko resesi. Jadi, tantangan ekonomi global yang kompleks ini membutuhkan kepemimpinan yang kuat, dan tindakan kolektif dari G20," kata Sri Mulyani dikutip dari kanal YouTube Bank Indonesia, Jumat, 14 Oktober 2022.

Kerja sama lewat kebijakan yang terkoordinasi dan tersinkronisasi, karena ini menjadi sangat sulit bahwa situasi yang terfragmentasi, bagaimana kita dapat mengembangkan kebijakan makro ekonomi yang tepat, perpaduan antara kebijakan moneter fiskal dan struktural. Serta bagaimana kita dapat mencapai target bersama untuk perekonomian dan bagaimana kita bisa menjalankannya secara efektif.

Dalam kondisi ini, menurutnya pertemuan G20 menjadi sangat penting untuk terus dilanjutkan. Terlepas dari semua masalah global yang tengah terjadi, Sri Mulyani berharap dapat terus memperkuat koordinasi pada isu-isu yang sangat penting bagi stabilitas ekonomi global di antaranya kesejahteraan, termasuk krisis pangan dan energi. Hal ini menjadi salah satu komitmen yang dipegang.

Sementara itu dalam kesempatan yang sama, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan, bank sentral G20 berkomitmen untuk meningkatkan kebijakan makro, serta berupaya meningkatkan kinerja dalam menghadapi tantangan global serta ancaman inflasi.

"Bank sentral G20 memiliki komitmen untuk mencapai stabilitas yang sesuai dengan mandat yang ada. Dan kita akan terus memantau dampak dari inflasi dan akan terus melakukan kalibrasi dari pengetatan kebijakan moneter," kata Perry.

Menurutnya, di saat kondisi ekonomi global menjadi lebih kompleks lagi, kebijakan tidak dapat hanya mengandalkan satu instrumen semata. Dalam hal ini, para pembuat kebijakan menghadapi tantangan untuk dapat menyeimbangkan antara pemulihan ekonomi dan mempertahankan stabilitas.

Pada isu sektor keuangan G20 telah mendiskusikan dan melakukan mitigasi scarring effect di berbagai sektor keuangan. Bagaimana tindakan kebijakan global untuk meningkatkan pertahanan termasuk juga mengatasi limpahan lintas batas, mengidentifikasi kelompok rentan dalam intermediasi keuangan non-bank.