Sumbang 23 Persen Ekonomi Nasional, Bagaimana Prospek Sektor Syariah di Indonesia?
- Dari sisi pertumbuhan, industri keuangan syariah di Indonesia menunjukkan performa yang solid. Aset industri syariah mengalami pertumbuhan sebesar 9,07%, lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan aset perbankan nasional yang hanya mencapai 8,9%.
Ekonomi Syariah
JAKARTA - Indonesia menjadi salah satu negara dengan populasi muslim terbesar di dunia, jumlahnya mencapai mencapai 236 juta jiwa. Populas sebesar ini membuka pasar potensial yang sangat luas bagi industri halal.
Kondisi ini juga menempatkan Indonesia sebagai salah satu negara strategis dalam pengembangan ekosistem halal global. Peluang tersebut semakin diperkuat dengan komitmen pemerintah untuk memperkuat ekonomi syariah dan mencetak para profesional di sektor industri halal.
"Kita tahu, negara kita Indonesia memiliki penduduk muslim 236 juta. Ini sebuah market besar, sebuah pasar besar, potensi besar yang harus kita pikirkan agar peluang yang ada tidak lepas ke negara yang lain," terang Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat meresmikan Kawasan Indonesia Islamic Center di Menara Danareksa,, Selasa, 17 September 2024.
Lewat penguatan ekonomi syariah dan upaya peningkatan kompetensi sumber daya manusia di sektor halal, negara ini diharapkan dapat memainkan peran penting dalam ekosistem halal global.
- Naik Lagi, Harga Emas 17 September 2024 Tembus Rp1.440.000 per Gram
- Update Harga Sembako Jakarta 17 September 2024: Daging Sapi Murni Naik, Beras Muncul .I Turun
- IHSG 17 September 2024 Dibuka Naik 34,22 ke 7.846,35 Poin
Pertumbuhan Sektor Ekonomi Syariah
Dari sisi pertumbuhan, industri keuangan syariah di Indonesia menunjukkan performa yang solid. Aset industri syariah mengalami pertumbuhan sebesar 9,07%, lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan aset perbankan nasional yang hanya mencapai 8,9%.
Bahkan, bank syariah mencatatkan pertumbuhan sebesar 10,41%, lebih cepat dibandingkan pertumbuhan bank nasional yang berada di angka 8,43%. Pertumbuhan ini menjadi indikator yang jelas besarnya potensi ekonomi syariah sebagai salah satu motor penggerak perekonomian Indonesia di masa depan.
Pertumbuhan ekonomi syariah Indonesia didorong oleh subsektor unggulan seperti pertanian, produk makanan dan minuman halal, fesyen muslim, serta pariwisata ramah muslim.
Kontribusi dari halal value chain (HVC) mencapai sekitar 23% terhadap perekonomian nasional, sementara itu sektor pertanian serta makanan dan minuman halal sebagai penyumbang terbesar, disusul oleh pariwisata ramah muslim (PRM) dan fesyen muslim.
- Naik Lagi, Harga Emas 17 September 2024 Tembus Rp1.440.000 per Gram
- Update Harga Sembako Jakarta 17 September 2024: Daging Sapi Murni Naik, Beras Muncul .I Turun
- IHSG 17 September 2024 Dibuka Naik 34,22 ke 7.846,35 Poin
Di tingkat global, Indonesia menempati peringkat ketiga dalam Global Islamic Economy Indicator versi SGIE 2023, setelah Malaysia dan Arab Saudi, yang menegaskan potensi besar negara ini di pasar internasional.
"Pemerintah telah menerapkan berbagai inovasi untuk terus mengembangkan potensi ekonomi syariat Indonesia, termasuk pengembangan cash waqf linked sukuk yang telah mendapatkan penghargaan dari Islamic Development Bank," terang Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI), Juda Agung, dalam acara Kickoff Bulan Pembiayaan Syariah 2024 di Jakarta, Selasa, 25 Juni 2024 yang lalu.
Dorong Ekonomi Syariah
Presiden Joko Widodo menekankan pentingnya memaksimalkan potensi industri halal di Indonesia agar tidak direbut negara lain. Ia juga berharap Bank Syariah Indonesia mampu mengadopsi manajemen yang modern, kompetitif, dan profesional guna memanfaatkan pasar potensial yang besar, serta menjadi tolok ukur perbankan syariah di kawasan Asia dan dunia.
"Bank Syariah Indonesia sebagai bagian penting bagian ekonomi syariah harus tumbuh maju, harus memiliki manajemen modern, kompetitif, profesional, untuk menjangkau pasar potensial yang kita miliki, 236 juta penduduk muslim," tambah Jokowi.