Sumber Tani Agung
Korporasi

Sumber Tani Agung (STAA) Caplok Dua Perusahaan Sawit Seharga Rp306 Miliar

  • PT Sumber Tani Agung Resources Tbk (STAA) mengucurkan dana Rp306 miliar untuk mengakuisisi dua perusahaan bisnis sawit.

Korporasi

Feby Dwi Andrian

JAKARTA - PT Sumber Tani Agung Resources Tbk (STAA) mengucurkan dana Rp306 miliar untuk mengakuisisi dua perusahaan bisnis sawit.

Lewat dua anak usaha STAA yaitu PT Transpacific Agro Industy dan PT Madina Agrolestari, perusahaan mengakuisisi 100% saham PT Hanuraba Sawit Kencana dan PT Sawit Agro Lestari. Adapun, sebagai pihak penjual adalah Sumatera Plantations Pte Lte dan PT Bio Permai. Serta Kalimantan Plantations Pte. Ltd sebagai sponsor.

"Para penjual dan pembeli sudah menyelesaikan penjualan dan pengalihan atas saham yang dijual pada tanggal 30 September 2022," ujar Direktur Utama Sumber Tani Agung Mosfly Ang dalam keterbukaan informasi pada Senin, 3 Oktober 2022.

Ia menambahkan nilai akuisisi Hanuraba Sawit sebesar Rp256 miliar. Selain itu, untuk nilai akuisisi Sawit Agro Lestari sebesar Rp50 miliar.

Lebih lanjut, Mosfly mengungkapkan bahwa transaksi ini bukan termasuk transaksi material.

"Dampak transaksi ini yaitu terjadinya perubahan pengendali terhadap Hanuraba Sawit dan Sawit Agro dari pengendali lama menjadi Transpacific sebagai pengendali baru," kata Mosfly.  

Sebagai informasi, dalam penawaran perdana yang dilakukan pada 10 Maret 2022 lalu, STAA berhasil mengumpulkan dana IPO senilai Rp 526,24 miliar setelah menerbitkan 6% saham baru yang dilepas kepada investor publik.

Mengutip prospektus IPO, dana itu disebut akan digunakan untuk belanja modal dengan rincian sebagai berikut:

Sekitar 56% akan digunakan untuk pembangunan refinery dengan kapasitas 2.000 MT CPO/Hari membutuhkan waktu 22 bulan, yang diperkirakan target penyelesaian pada Oktober 2023

Sekitar 22% akan digunakan untuk pembangunan fasilitas dermaga membutuhkan waktu 22 bulan, yang diperkirakan target penyelesaian pada Oktober 2023

Sekitar 22% akan digunakan untuk tangki timbun dengan kapasitas 35.000 MT tersebut membutuhkan waktu 22 bulan, yang diperkirakan target penyelesaian pada Oktober 2023.

Setelah sukses melaksanakan IPO, kinerja perusahaan ikut membaik. Pada semester pertama 2022, pendapatan STAA naik 18% menjadi Rp 2,99 triliun dengan laba bersih melonjak 77% menjadi Rp 632 miliar.