Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif
Energi

Sumur Tua Ancam Bebani Target Produksi Minyak RI

  • Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengakui memang produksi minyak pada tahun ini yang terpantau belum mencapai target.

Energi

Debrinata Rizky

JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengakui produksi minyak tahun ini masih jauh dari target. Arifin mengatakan,  produksi minyak mentah di dalam negeri terganjal kinerja sumur tua.

"Jadi memang sumur sudah tua. Jadi minyak itu semakin lama dipompa kan akan semakin dalam, kemudian campurannya juga sama air makin banyak," katanya saat ditemui di Kantor Kementerian ESDM pada Jumat, 3 November 2023.

Lebih jauh kata Arifn, upaya yang dapat dilakukan untuk mempertahankan produksi minyak harian dalam negeri dengan memaksimalkan sumur tua dengan memperdalam pengeboran.

Namun jika untuk menambah jumlah minyak untuk mengejar target produksi, Arifin mengatakan pihaknya akan menambahkan produksi dari sumur minyak non konvensional (MNK) salah satunya di Gulamo.

Mengutip laman website Kementerian ESDM, rata-rata produksi minyak di bulan Oktober baru mencapai 582.690 barel per hari (bph). Sementara pemerintah memasang target produksi lifting minyak dalam APBN 2023 di level 660.000 bph.

Sebelumnya, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengakui 90 persen lapangan minyak dan gas (Migas) di Indonesia merupakan sumur tua, namun masih bisa dimaksimalkan.

Wakil Kepala SKK Migas Nanang Abdul Manaf tak menampik memang sebagian besar dari lapangan minyak dan gas (Migas) di Indonesia merupakan sumur tua, namun perlu perawatan agar hasil produksi tetap maksimal.

Adapun Nanang mencontohkan, salah satunya adalah di lapangan Rokan yang sudah berporduksi sejak tahun 1940. Namun jika dilihat sampai sekarang lapangan migas tersebut masih menghasilkan dan dapat berproduksi.

Meski mengalami penurunan, namun SKK Migas yakin  masih bisa menghasilkan nilai tambah ekonomi untuk Indonesia. Maka dari itu, untuk dapat memaksimalkan potensi lapangan tua, optimalisasi dirasa penting untuk dilakukan untuk mendapatkan produksi dengan biaya yang efisien.