tank ukraina ke kursk.jpg
Dunia

Sungai Besar di Kursk Tampaknya Jadi Garis Batas Invasi Ukraina

  • Baik pasukan Rusia maupun Ukraina tidak memiliki kemampuan untuk melakukan operasi pemenangan perang yang menentukan.

Dunia

Amirudin Zuhri

JAKARTA- Ukraina kembali menghancurkan jembatan strategis kedua dalam seminggu saat melanjutkan serangannya ke wilayah Kursk Rusia. Dan ada sinyal Sungai Seym akan menjadi batas dari invasi Ukraina ke Rusia  yang mengejutkan.

Militer Ukraina pada hari Minggu 18 Agustus 2025 merilis rekaman udara serangan di jembatan  yang dilaporkan berada di atas Sungai Seym di Jembatan Zvannoe. Rekaman video menunjukkan gumpalan asap tebal yang membumbung tinggi di atas jembatan.

Jembatan itu rusak parah meski tidak runtuh total. Bagian tengah jembatan terlihat berlubang besar. Ini menjadikan jembatan tidak akan layak dilewati oleh kendaraan besar. 

Laporan terakhir sejumlah bloger militer Rusia pada Senin 19 Agustus 2024 melaporkan jembatan ketiga atau yang terakhir juga telah hancur. Ini menjadikan koneksi hanya menggunakan jembatan pontoon.

Komandan Angkatan Udara Ukraina Letjen Mykola Oleschuk mengatakan Angkatan Udara Ukraina terus merampas kemampuan logistik Rusia dengan serangan udara presisi. Sebelumnya Ukraina menghancurkan jembatan lain di atas sungai Seym  dekat kota  Glushkovo

Rusia telah mengecam serangan itu dengan mengatakan Ukraina menggunakan roket Barat untuk menargetkan jembatan. Maria Zakharova, juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan ini untuk pertama kalinya, wilayah Kursk diserang peluncur roket buatan Barat. “Dan itu  kemungkinan HIMARS buatan Amerika,” katanya. 

Dia juga mengakui akibat serangan jembatan utama yang melitnas Sungai Seym hancur total. Pejabat Rusia juga mengatakan penghancuran jembatan akan menghambat evakuasi warga sipil dari daerah tersebut.

Belum Bisa Dihentikan

Secara umum pergerakan pasukan Ukraina di Kursk belum bisa sepenuhnya dihentikan. Tetapi pergerakannya sudah jauh lebih lambat dari beberapa hari sebelumnya. Ini setelah Rusia mengirim bala bantuan ke wilayah tersebut. Sejumlah saluran telegram Rusia melaporkan sejumlah permukiman bisa dikuasai oleh Ukraina. Tetapi di tempat lain Rusia berhasil menggagalkan upaya terobosan Ukraina. 

Rekaman geolokasi yang dipublikasikan menunjukkan pasukan Rusia menyerang kendaraan lapis baja Ukraina di Martynovka utara. Wilayah di  timur laut Sudzha. Serangan ini mengindikasikan bahwa pasukan Ukraina baru-baru ini maju ke Martynovka utara. 

Seorang bloger militer Rusia pada 18 Agustus menyebut pasukan Ukraina merebut Troitskoye di selatan Korenevo dan sekitar dua kilometer dari perbatasan internasional. Ukraina kemudian maju ke Semenovka  utara Sudzha dan sekitar 24 kilometer dari perbatasan internasional.  Kementerian Pertahanan dan bloger militer Rusia   juga mengakui pasukan Ukraina melakukan serangan di pinggiran Korenevo.

Ukraina juga menyerang depot minyak Rusia di Oblast Rostov. Serangan terjadi pada 17 hingga 18 Agustus. Video menunjukkan dua kebakaran besar di dekat depot minyak tersebut. Gubernur Oblast Rostov Vasily Golubev mengatakan pertahanan udara Rusia mencegat drone Ukraina. Namun puing-puing yang jatuh menyebabkan fasilitas penyimpanan bahan bakar terbakar.  Namun bloger militer Rusia mengkritik pernyataan Golubev. Dia mengatakan drone Ukraina lolos dari pertahanan udara dan menghantam langsung depot minyak.

Tiga titik jembatan yang dihancurkan. Warga cokelat muda adalah daerah kursk yang sebagian telah dikuasai Ukraina dan kini terpisah oleh sungai Seym

Batas Invasi

Kemungkinan besar Sungai Seym akan menjadi batas dari gerak maju Ukraina. Sumber di Staf Umum Ukraina mengatakan panglima angkatan bersenjata Jenderal Oleksander Sryski adalah orang yang sangat memperhatikan detail. Meskipun tahap pertama direncanakan dengan sangat cermat, operasi militer sekarang berkembang secara ad hoc. “Dengan hilangnya unsur kejutan, kemajuan Ukraina telah melambat,” katanya dikutip Wall Street Journal. 

Presiden Zelensky disebut masih berusaha keras untuk mencapai kemajuan maksimal. Namun prajurit utamanya bersikap hati-hati. Mereka berkonsentrasi pada perluasan sisi-sisi di sepanjang perbatasan untuk menciptakan garis pertahanan yang lebih kuat.  “Syrsky  bukan orang bodoh. Dia tahu bahwa terburu-buru akan membahayakan seluruh operasi,” katanya. 

Dalam beberapa hari terakhir, kontingen Ukraina yang diperluas yang terdiri dari 10.000-20.000 tentara tampaknya difokuskan untuk membangun kendali di tepi selatan sungai Seyim. Terutama di barat laut Sudzha.

Saat Ukraina bergerak lebih jauh ke wilayah Rusia bagian barat, pasukan Rusia juga memperoleh keuntungan di wilayah timur Ukraina terutama di jalur menuju Kota Pokrovks dan Toretsk.

Mereka telah merebut sejumlah desa dalam beberapa minggu terakhir. Pihak berwenang Ukraina telah menyerukan warga di dua kota tersebut untuk segera mengungsi. Dalam beberapa hari ke depan kemungkinan pertempuran untuk merebut kota itu akan dimulai. Seperti merebut Bakhmut atau Avdiivka, Rusia akan membutuhkan waktu untuk benar-benar bisa menguasai kota tersebut. 

Tidak Menentukan Kemenangan

Apapun hasilnya serangan Ukraina ke Kursk dan operasi ofensif Rusia di Ukraina timur bukanlah operasi militer yang menentukan untuk memenangkan perang. Menurut lembaga pemikir Institute for the Study of War (ISW) yang berbasis di Washington, baik pasukan Rusia maupun Ukraina tidak memiliki kemampuan untuk melakukan operasi pemenangan perang yang menentukan. 

“Dan sebagai gantinya harus melakukan beberapa operasi berturut-turut dengan tujuan operasional terbatas yang jauh dari kemenangan. Tetapi secara agregat dapat mencapai tujuan strategis,” tulis ISW dalam analisa hariannya 19 Agustus 2024. 

Masih terlalu dini untuk menilai hasil dan signifikansi operasional dari serangan Ukraina ke Rusia dan upaya ofensif Rusia yang sedang berlangsung di Ukraina timur. Signifikansi operasi ini tidak akan muncul secara terpisah, tetapi akan menjadi penting sejauh berhubungan dengan serangkaian kampanye Rusia dan Ukraina berikutnya dari waktu ke waktu.

Kedua pertempuran ini juga akan saling mempengaruhi.  Rusia sejauh ini telah memindahkan  brigade berkekuatan rendah yang berjumlah 5.000 personel dari tempat lain di Ukraina ke Kursk.  Penempatan pasukan ini telah memungkinkan pasukan Rusia untuk memperlambat perolehan pasukan Ukraina yang awalnya cepat dan mulai menahan tingkat serangan Ukraina. Tetapi ini baru penahanan fase pertama. 

Pasukan Rusia hampir pasti akan meluncurkan upaya serangan balik terpadu untuk merebut kembali wilayah yang telah direbut pasukan Ukraina. Tetapi upaya ini kemungkinan besar akan mengharuskan Rusia  mengerahkan lebih banyak tenaga kerja, peralatan, dan materiil ke Kursk. 

 Sejumlah laporan menyebutkan Rusia akan membutuhkan sekitar 20.000 personel  untuk merebut kembali wilayahnya.  Dan kemampuan Rusia untuk mengerahkan pasukan di kursk  akan bergantung pada seberapa kuat pasukan Ukraina menahan serangan Rusia di Dontesk.