Anak-anak beraktivitas di sebuah taman baca di Surabaya belum lama ini.
Nasional

Surabaya Bangun 530 Taman Baca untuk Cegah Anak Kecanduan Gadget

  • Kota Surabaya membangun ratusan taman baca di penjuru kota untuk meningkatkan literasi anak-anak.

Nasional

Chrisna Chanis Cara

SURABAYA—Kota Surabaya membangun ratusan taman baca di penjuru kota untuk meningkatkan literasi anak-anak. Penyediaan fasilitas tersebut juga diharapkan mengurangi kecanduan anak terhadap gadget yang semaki marak belakangan ini. 

Dikutip TrenAsia dari surabaya.go.id, hingga kini ada 530 taman baca yang dibangun Pemkot Surabaya. Fasilitas tersebut tersebar di 469 balai RW, 27 kelurahan, dan lima kecamatan. Sebanyak 19 taman baca juga tersedia di rusunawa, tiga di instansi pemkot, satu di terminal, dua di rumah sakit dan satu di taman. Ada pula taman baca yang dibangun di Liponsos (dua unit) dan Museum Pendidikan (satu unit).

Kepala Dinas Perpusattaan dan Kearsipan Surabaya, Mia Santi Dewi, mengatakan ratusan taman baca tersebut diharapkan semakin mendekatkan bahan bacaan berkualitas pada masyarakat. Selain taman baca, Pemkot memiliki dua perpustaan besar di Balai Pemuda dan Rungkut. 

“Ini menjadi upaya kami untuk mencegah kecanduan gadget serta menumbuhkan minat baca, terutama anak-anak,” ujarnya, dikutip TrenAsia, Jumat 10 Februari 2023. 

Pihaknya mengatakan taman baca idealnya selalu buka Senin-Sabtu di jam kerja. Namun keterbatasan personel membuat sejumlah taman baca belum dapat buka setiap hari. Saat ini Pemkot baru memiiliki 250 personel yang mengelola 530 taman baca. “Mereka ada yang pegang dua sampai tiga taman baca, jadi bukanya sementara masih digilir,” imbuh Mia. 

Kepala Bidang Pembinaan dan Pengelolaan Perpustakaan Kota Surabaya, Puji Astuti, mengatakan ada berbagai kegiatan yang dapat dilakuka di taman baca. Selain layanan baca di tempat, pihaknya menyediakan layana bimbingan belajar gratis, kelas mendongeng, dan kelas menulis. 

“Ada pula kegiatan layanan tambahan yang menyesuaikan keinginan masyarakat, misal kelas fotografi, kelas numerasi, kelas prakarya, sampai kelas parikan,” ujarnya.