Ilustrasi Pemerintah melalui Kementerian Keuangan menerbitkan Surat Utang Negara (SUN) untuk membiayai APBN / Infografis: Deva Satria
Industri

Surat Utang Global Laris, Cadangan Devisa Indonesia Juli 2021 Tembus Rp1.971,57 Triliun

  • Posisi cadangan devisa Indonesia Juli 2021 naik ke Rp1.971,57 triliun seiring dengan penerbitan surat utang pemerintah.
Industri
Muhamad Arfan Septiawan

Muhamad Arfan Septiawan

Author

JAKARTA – Bank Indonesia (BI) mencatat cadangan devisa pada Juli 2021 mengalami kenaikan sebesar US$2 juta selama sebulan terakhir. Posisi cadangan devisa Indonesia merangkak dari U$137,1 miliar atau setara Rp1.968,70 triliun (asumsi kurs Rp14.259,60 per dolar Amerika Serikat) pada Juni menjadi US$137,3 miliar atau Rp1.971,57 triliun pada Juli 2021.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengungkapkan naiknya cadangan devisa itu merupakan efek dari penerbitan surat utang pemerintah. Kementerian Keuangan (Kemenkeu) telah menerbitkan surat utang global sebesar US$1,65 miliar dan 500 juta euro atau setara Rp32,4 triliun pada Kamis, 22 Juli 2021.

Selain raup dana tinggi, surat utang yang diterbitkan Kemenkeu itu rupanya memiliki yield atau imbal hasil terendah sepanjang sejarah. Perry mengatakan terserapnya surat utang dengan yield rendah itu menunjukkan tingginya ekspektasi investor asing terhadap pasar keuangan di dalam negeri.

“Surat utang yang diterbitkan merupakan seri R10371 dengan tenor paling panjang, 50 tahun dan imbal hasil 3,35%,” ungkap Perry dalam konferensi pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), Jumat, 6 Agustus 2021.

Seri R10371 juga tersedia dalam tenor lebih pendek, yakni 30 tahun dan 10 tahun dengan yield masing-masing sebesar 3,1% dan 2,15%. Tidak hanya itu, pemerintah melego seri RIEUR0729 dengan tenor 8 tahun dan yield 1,068%.

Meroketnya cadangan devisa itu juga mempertimbangkan adanya penarikan Surat Utang Negara (SUN) dan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) sepanjang Januari-Juli 2021 sebesar Rp141,5 triliun.

Membaiknya sentimen terhadap pasar keuangan Indonesia membuat PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) memproyeksikan neraca pembayaran (balance of payment/BoP) akan surplus.

Dalam risetnya, Bank Mandiri mengatakan nominal surplus bakal melebar dari US$2,6 miliar pada 2020 menjadi US$5 miliar-US$7 miliar pada tahun ini.

BoP surplus tersebut didukung oleh masuknya kembali aliran modal asing, baik dalam bentuk investasi portofolio maupun langsung. Apalagi, ekspektasi investor terhadap negara adidaya Amerika Serikat (AS) menyusut usai keputusan The Fed menahan suku bunga acuan di level 0%-0,25%.

“Kami melihat potensi surplus di tahun ini akan cukup mampu mendukung cadangan devisa dan stabilitas nilai tukar rupiah,”  tulis ekonom Bank Mandiri dalam riset yang diterima TrenAsia.com, dikutip Jumat, 6 Agustus 2021.

Cadangan devisa Indonesia diproyeksikan dapat mencapai US$140 miliar sampai US$142 miliar pada akhir 2021. Posisi ini lebih tinggi US$5 miliar-US$7 miliar dibandingkanr realisasi cadangan devisa pada akhir 2020 yang hanya menembus US$135,9 miliar.