Ilustrasi Bauksit (cdn-u1-gnfi.imgix.net)
Dunia

Suriname Potensi Tarik Investasi Miliaran Dolar dari Proyek Bauksit

  • Seorang pejabat Suriname mengatakan perusahaan-perusahaan India, China, dan Timur Tengah secara informal telah menyatakan minatnya untuk berpartisipasi dalam proyek bauksit di hutan Suriname barat.
Dunia
Distika Safara Setianda

Distika Safara Setianda

Author

JAKARTA - Seorang pejabat Suriname mengatakan perusahaan-perusahaan India, China, dan Timur Tengah secara informal telah menyatakan minatnya untuk berpartisipasi dalam proyek bauksit di hutan Suriname barat. Proyek ini dapat menarik investasi hingga miliaran dolar.

Negara Amerika Selatan itu berharap dapat memberikan konsesi untuk bauksit—sumber utama aluminium dunia—pada waktu sekitar tahun depan, setelah puluhan tahun usaha untuk mengembangkan bijih tersebut.

“Ada 324 juta ton bauksit di sana,” Daniel Lachman, ketua komisi kepresidenan yang dibentuk untuk mengevaluasi tawaran untuk wilayah Bakhuis, dikutip dari Reuters, Rabu, 8 November 2023.

Dia mengutip cadangan terbukti, tetapi simpanan bisa lebih besar. “Investasi, berpotensi juga dari penawar dari daerah lain, akan signifikan,” katanya.

“Anda dengan mudah berbicara tentang US$10 miliar hingga US$12 miliar, tetapi selama periode katakanlah sekitar 10 tahun atau sedikit lebih lama. Itu perkiraan kasar saya,” kata Lachman.  

Bauksit yang kami miliki adalah bauksit tingkat pelayanan. Anda tidak harus membuat tambang. Anda tinggal menggali dari atas,” tambahnya. Perusahaan akan dapat secara resmi menyatakan minat mulai dari Kamis hingga 29 Januari tahun depan.

Mereka yang lolos pemungutan suara akan dipilih dan diminta untuk memberikan rencana terperinci, termasuk bagaimana mereka akan menjalankan sebuah proyek, sebelum rencana pemberian konsesi pada November 2024. “Sungai Suriname dan Courantyne dapat dikeruk atau dibersihkan dari formasi batuan untuk menampung kapal-kapal besar,” tambah Lachman.

Bagian barat Suriname sebagian besar merupakan hutan yang masih asli. Lachman mengatakan, komisi tersebut bekerja untuk menilai risiko keanekaragaman hayati, dan proposal akan dinilai berdasarkan seberapa baik mereka mengikuti pedoman yang ditetapkan oleh regulator lingkungan dan badan pengelolaan kehutanan.

“Saya pikir kita harus melihat melampaui pendapatan pemerintah, untuk hal-hal lain yang jauh lebih penting,” kata Lachman.

Persetujuan masyarakat, lapangan kerja lokal dan pembangunan infrastruktur merupakan faktor penting bagi komisi, yang tidak akan menyetujui proyek apa pun yang tidak memperhitungkan masyarakat, katanya.