<p>Karyawati menunjukan mata uang Rupiah dan Dolar AS di Jakarta, Kamis, 18 Februari 2021. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Pasar Modal

Surplus Neraca Perdagangan Indonesia Tumbuh Melambat, Nilai Kurs Rupiah Dibuka Melemah

  • Menurut data perdagangan Bloomberg, Selasa, 16 Agustus 2022, nilai kurs rupiah dibuka di level Rp14.772 perdolar Amerika Serikat (AS).
Pasar Modal
Idham Nur Indrajaya

Idham Nur Indrajaya

Author

JAKARTA - Pertumbuhan surplus neraca perdagangan Indonesia yang melambat diikuti oleh nilai kurs rupiah yang dibuka melemah.

Menurut data perdagangan Bloomberg, Selasa, 16 Agustus 2022, nilai kurs rupiah dibuka di level Rp14.772 perdolar Amerika Serikat (AS).

Pada perdagangan sebelumnya, Senin, 15 Agustus 2022, nilai kurs rupiah ditutup melemah 73,5 poin di level Rp14.741,5 perdolar AS.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menyampaikan, pelemahan nilai kurs rupiah ini menyusul penyusutan surplus pada neraca perdagangan Indonesia (NPI) pada bulan Juli 2022.

Per Juli 2022, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat surplus NPI sebesar US$4,23 miliar atau setara dengan Rp62,48 triliun dalam asumsi kurs Rp14.772 perdolar AS.

Walaupun lebih besar dari ekspetasi konsensus pasar di angka US$3,81 miliar (Rp56,28 triliun), namun catatan surplus Juli 2022 lebih rendah dari bulan sebelumnya yang mencetak nilai sebesar US$5,09 miliar (Rp75,18 triliun).

Menurut Ibrahim, menyusutnya surplus NPI didorong oleh penurunan harga komoditas unggulan, yaitu minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO).

"Merujuk data BPS, CPO dan produk turunannya berkontribusi sekitar 15% dari total ekspor Indonesia. Naik-turunnya harga CPO tentu berdampak besar kepada kinerja ekspor," ujar Ibrahim dikutip dari riset harian, Selasa, 16 Agustus 2022.

Sementara itu, pelemahan rupiah pun diiringi oleh penguatan dolar AS yang terjadi setelah China secara tidak terduga menurunkan biaya untuk pinjaman kebijakan jangka menengah dan alat likuiditas jangka pendek sebesar 10 basis poin.

Tingkat pertumbuhan ekonomi China pun melambat pada Juli 2022 karena negara tirai bambu itu sedang berjuang untuk menormalisasi pertumbuhan ekonomi pascapembatasan yang diberlakukan akibat melonjaknya kembali kasus COVID-19.

Kemudian, para pelaku pasar pun sedang menanti risalah pertemuan terbaru bank sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) yang akan dirilis pada Rabu, 17 Agustus 2022, dan data penjualan ritel yang akan diterbitkan hari Jumat, 19 Agustus 2022.

Menurut Ibrahim, untuk perdagangan hari ini, nilai kurs rupiah diperkirakan akan ditutup melemah di kisaran Rp14.720-Rp14.800 perdolar AS.