Surplus Neraca Perdagangan Naik Lagi Jadi US$3,61 Miliar
JAKARTA – Neraca perdagangan Indonesia pada Oktober 2020 kembali mencatat surplus sebesar US$3,61 miliar. Hal itu dilaporkan oleh Bank Indonesia (BI) setelah bulan sebelumnya juga tercatat surplus US$2,39 miliar. Direktur Eksekutif BI Onny Widjanarko mengungkapkan, surplus neraca perdagangan ini berkontribusi positif dalam menjaga ketahanan eksternal perekonomian Indonesia. Kemudian, apabila ditilik lebih lanjut, sejak awal tahun […]
Industri
JAKARTA – Neraca perdagangan Indonesia pada Oktober 2020 kembali mencatat surplus sebesar US$3,61 miliar. Hal itu dilaporkan oleh Bank Indonesia (BI) setelah bulan sebelumnya juga tercatat surplus US$2,39 miliar.
Direktur Eksekutif BI Onny Widjanarko mengungkapkan, surplus neraca perdagangan ini berkontribusi positif dalam menjaga ketahanan eksternal perekonomian Indonesia.
Kemudian, apabila ditilik lebih lanjut, sejak awal tahun hingga Oktober 2020, surplus yang tercatat mencapai US$17,07 miliar. Angka tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan dengan periode Oktober tahun lalu yang tercatat defisit US$2,12 miliar.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
- Anies Baswedan Tunggu Titah Jokowi untuk Tarik Rem Darurat hingga Lockdown
- IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC
“Surplus pada periode ini dipengaruhi oleh neraca perdagangan nonmigas yang juga mencatat surplus berlanjut,” mengutip keterangan tertulis Onny di Jakarta, Selasa, 17 November 2020.
Pada Oktober 2020, surplus neraca perdagangan nonmigas tercatat sebesar US$4,06 miliar, lebih tinggi dibandingkan dengan bulan sebelumya sebesar US$2,90 miliar.
Perkembangan tersebut, lanjut Onny, dipengaruhi oleh peningkatan ekspor nonmigas, terutama pada komoditas lemak dan minyak hewan/nabati, bahan bakar mineral, dan alas kaki.
Sementara itu, impor nonmigas mengalami penurunan sejalan permintaan domestik yang belum kuat.
Adapun defisit neraca perdagangan migas menurun dari US$504,6 juta pada September 2020 menjadi sebesar US$450,1 juta. Penyebabnya adalah penurunan ekspor migas yang lebih rendah dibandingkan dengan penurunan impor migas.
Ke depan, kata Onny, BI akan terus memperkuat sinergi kebijakan dengan pemerintah dan otoritas terkait untuk meningkatkan ketahanan eksternal, termasuk prospek kinerja neraca perdagangan.