<p>Ilustrasi media sosial Facebook, Google, Twitter dan layanan digital asing dikenakan pajak / Pixabay</p>
Nasional & Dunia

Survei APJII: Jumlah Pengguna Internet di Indonesia Nyaris Tembus 200 Juta

  • JAKARTA – Jumlah pengguna internet di Indonesia hingga kuartal II/2020 naik menjadi 73,7% dari populasi Indonesia atau setara 196,7 juta pengguna. Berdasarkan data BPS, populasi Indonesia mencapai 266,9 juta. Data pengguna internet tersebut merupakan hasil survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) periode 2019 hingga kuartal II/2020. Hasil survei diumumkan pada Senin, 9 November 2020. […]

Nasional & Dunia
Gloria Natalia Dolorosa

Gloria Natalia Dolorosa

Author

JAKARTA – Jumlah pengguna internet di Indonesia hingga kuartal II/2020 naik menjadi 73,7% dari populasi Indonesia atau setara 196,7 juta pengguna.

Berdasarkan data BPS, populasi Indonesia mencapai 266,9 juta.

Data pengguna internet tersebut merupakan hasil survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) periode 2019 hingga kuartal II/2020. Hasil survei diumumkan pada Senin, 9 November 2020.

Jumlah sampel mencapai 7.000 responden dari berbagai wilayah di Indonesia, dengan margin of error 1,27% dan level of confidence 95%. Sebanyak 49% responden laki-laki dan 51% perempuan.

Tingkat pendidikan responden mulai SMP/sederajat dan memiliki pengeluaran kurang dari Rp1,8 juta per bulan. Survei dilakukan dengan metode wawancara dan kuesioner pada 2-25 Juni 2020.

Hasil survei menyebut, ada kenaikan jumlah pengguna internet Indonesia sebesar 8,9% atau setara 25,5 juta pengguna di medio tahun ini.

Ketua Umum APJII Jamalul Izza menjelaskan, kenaikan jumlah penggguna itu disebabkan beberapa faktor, seperti infrastruktur internet cepat atau broadband di Indonesia semakin merata berkat Palapa Ring.

Faktor lain yakni transformasi digital yang semakin masif akibat pembelajaran online dan kebijakan bekerja dari rumah akibat pandemi Covid-19 sejak Maret 2020.

“Kenaikan itu juga didorong program-program APJII seperti Desa Internet Mandiri yang didukung sekitar 500 anggota Asosiasi,” ujar Jamal dalam siaran pers.

Pengguna internet di Pulau Jawa masih berkontribusi paling besar terhadap kenaikan jumlah pengguna internet, yakni 56, 4%. Pengguna internet terbesar kedua berasal dari Pulau Sumatera sebanyak 22,1%.

Disusul Pulau Sulawesi 7%, Kalimantan 6,3%, Bali-Nusa Tenggara 5,2%, dan Maluku-Papua 3%.

“Kontribusi pengguna yang tinggal di Pulau Jawa naik menjadi 56,4% dari 55,7% di tahun sebelumnya. Karena pembangunan infrastruktur internet di Jawa terus berkembang sehingga penggunanya juga bertumbuh,” ujar Jamal.

Yang menarik di survei tahun ini, data penetrasi internet di ibukota provinsi. Beberapa ibukota provinsi memiliki penetrasi internet lebih tinggi dibandingkan penetrasi provinsi, bahkan nasional yang rerata 73,7%.

Misalnya, DKI Jakarta 85%, Bandung 82,5%, dan Surabaya 83%. Bahkan, penetrasi Serang di Banten tembus 100%.

“Ini data baru, penetrasi internet di ibukota provinsi kami buat pada tahun ini untuk mendukung 14 pengurus wilayah APJII di Indonesia,” kata Jamal.

APJII berencana menghitung data penetrasi di ibukota kabupaten pada survei tahun depan.

Perilaku Pengguna Internet

Selain soal jumlah dan penetrasi, hasil survei APJII juga menyoroti perilaku pengguna internet terutama efek pandemi Covid-19. Mayoritas pengguna mengakses internet lebih dari 8 jam dalam satu hari.

Kemudian, ada pergeseran perilaku pengguna selama pandemi, antara lain dari konten media online yang diakses pengguna.

“Tahun ini mayoritas konten media online yang diakses pengguna adalah konten pendidikan dan laman sekolah karena kegiatan pembelajaran jarak jauh selama pandemi,” kata Jamal.

Sementara, konten hiburan yang banyak diakses adalah video online (49,3%), game online (16,5%), dan musik online (15,3%).

Ada sejumlah alasan utama mereka mengakses internet, yakni media sosial, komunikasi pesan, game online, dan belanja online. Produk fashion dan kecantikan, produk rumah tangga, dan produk elektronika adalah tiga produk yang banyak dibeli pengguna saat belanja online.

Sementara, marketplace favorit pengguna adalah Shopee, Lazada, Tokopedia, dan Bukalapak. Sebanyak 68,7% pengguna merasa aman bertransaksi di internet.

Adapun, platform media sosial favorit pengguna adalah Facebook, Instagram, dan Twitter.

“Sebanyak 61% responsen sering mengakses YouTube untuk menonton konten film, musik, dan olahraga,” ujar Jamal.

Aplikasi percakapan WhatsApp (WA) banyak digunakan melebihi Line dan FB Messeger, termasuk untuk video call. Aplikasi fintech, mobile banking, dan internet banking adalah tiga layanan keuangan utama yang diakses pengguna internet Indonesia.

Soal perangkat, ponsel pintar adalah perangkat favorit pengguna internet di Indonesia. Jumlahnya mencapai 95,4%. Sementara dari laptop/tablet hanya 19,7% dan komputer PC 9,5%.

“Sebanyak 97,1% mengakses internet dengan membeli paket data dari operator seluler. Ini tantangan bagi kita semua untuk meningkatkan penetrasi fixed broadband ke depan. Untuk itu, APJII siap bekerja sama dengan para pihak terkait,” tutur Jamal.

Sisanya, mengakses internet mengunakan internet di rumah atau kantor, atau akses Wi-Fi restoran/kafe/ruang publik.

Survei APJII juga menyasar internet di rumah. Hasilnya, mayoritas pengguna tidak berlangganan internet tetap di rumah. Jumlah orang yang berlangganan tetap di rumah masih rendah, hanya 14,5% dari total responden. Dari jumlah itu, 7% berlangganan internet via kabel dan 7,5% wireless.

Indihome dan Firstmedia menjadi operator internet tetap favorit responden, disusul CBN dan Biznet. Rata-rata pengguna menginginkan kecepatan internet 10-20 Mbps. Sementara, biaya pengeluaran internet rumah rata-rata Rp300.000 hingga Rp400.000 per bulan.