Industri

Survei LinkedIn, 50% Orang Indonesia Ingin Merintis Bisnis Sendiri

  • Hasil survei bertajuk LinkedIn Opportunity Index 2018 menunjukkan bahwa 50% atau setengah dari responden di Indonesia menyatakan ingin merintis bisnis milik sendiri.

Industri
trenasia

trenasia

Author

JAKARTA. Hasil survei bertajuk LinkedIn Opportunity Index 2018 menunjukkan bahwa 50% atau setengah dari responden di Indonesia menyatakan ingin merintis bisnis milik sendiri. Sedangkan dari sisi kepercayaan diri, orang Indonesia memiliki rasa percaya diri paling tinggi dalam menatap masa depan di bandingkan dengan negara lain di kawasan Asia Pasifik.

Survei LinkedIn menunjukkan bahwa merintis bisnis milik sendiri menjadi aspirasi terbesar bagi masyarakat Indonesia. Kendati begitu, keinginan responden negara tetangga yakni Filipina untuk berwiraswasta lebih besar mencapai 53%. Sebaliknya, responden dari Australia hanya 13%, Hong Kong 13% dan Jepang 7% yang ingin memulai bisnis baru.

“Setengah orang Indonesia beraspirasi untuk merintis bisnis milik sendiri, jumlah kedua tertinggi jika dibandingkan dengan rata-rata orang-orang di negara Asia Pasifik lainnya,” kata Olivier Legrand, Managing Director LinkedIn in Asia Pacific, Rabu (28/11).

Legrand menambahkan, data LinkedIn Opportunity Index mengungkap bahwa Indonesia menjadi negara yang paling percaya diri dalam menatap masa depan. Hal ini didorong oleh rasa percaya diri masyarakat Indonesia terhadap potensi pertumbuhan ekonomi negara, serta kondisi yang memungkinkan mereka untuk mendapatkan akses dan juga mengejar berbagai peluang yang  dianggap penting. 

Kondisi ini bertolak belakang dengan negara-negara maju seperti Jepang, Hong Kong, dan Australia. Masyarakat di ketiga negara tersebut menunjukan kecemasan yang lebih tinggi terhadap kondisi perekonomian negara masing-masing, dan secara umum lebih mengelola ekspektasi mereka terhadap akses untuk meraih peluang yang relevan.

Survei LinkedIn juga menunjukkan bahwa sebanyak 35% dari responden di Indonesia percaya bahwa keterbatasan finansial menjadi halangan terbesar dalam meraih peluang di masa depan. Sebanyak 29% responden di Indonesia juga menyatakan bahwa kurangnya luasnya koneksi dan jaringan relasi menjadi hambatan terbesar kedua, diikuti oleh rasa takut akan kegagalan (22%).

Di sisi lain, 90% responden di Asia Pasifik, 94% responden di Indonesia percaya bahwa ketekunan dan kerja keras menjadi kunci untuk memajukan hidup di masa depan. Atribut lainnya yang dianggap orang-orang Indonesia penting dalam hal ini adalah adalah kesediaan untuk menerima perubahan (93%), mengenal orang atau memiliki koneksi yang tepat (89%), dan tingkat pendidikan (84%). (Hidayat, SN)