Pembangunan rumah murah bersubsidi di kawasan Parung,Bogor Jawa Barat. Foto : Panji Asmoro/TrenAsia
Nasional

Survei Rumah.com: Krisis Global dan Inflasi Bikin Orang Indonesia Menunda Beli Rumah

  • Lebih dari setengah (53%) responden mengaku akan menunda rencana pembelian rumah sampai inflasi turun.

Nasional

Laila Ramdhini

Sentimen konsumen Indonesia terhadap pasar properti nasional mengalami penurunan. Akibatnya, banyak konsumen yang menunda pembelian hunian. Hal ini terungkap dalam laporan Rumah.com Consumer Sentiment Study H1 2023. 

Country Manager Rumah.com Marine Novita mengungkapkan indeks sentimen properti turun dari posisi 59 poin pada periode sebelumnya menjadi 56 poin. 

Penurunan ini didorong oleh kepuasan yang lebih rendah terhadap iklim real estate, turunnya skor iklim real estate, turunnya persepsi terhadap upaya pemerintah, dan pandangan yang kurang positif terhadap harga properti di masa depan.

Penurunan tersebut juga didorong oleh kondisi perekonomian global dengan ditandai oleh inflasi dan kenaikan suku bunga yang mulai dirasakan konsumen sampai ke level rumah tangga. 

"Hasil studi mengungkapkan bahwa konsumen Indonesia mengaku pengeluaran untuk belanja terpaksa bertambah sehingga alokasi tabungan bulanan menjadi berkurang," jelas Marine.

Marine menuturkan bahwa dampak perekonomian global dengan adanya inflasi dan kenaikan suku bunga yang mulai terasa sampai ke level rumah tangga berimbas pada rencana pembelian properti. 

Sebanyak 69% responden menyatakan kenaikan inflasi mempengaruhi biaya hidup sehari-hari, akibatnya pengeluaran rumah tangga lebih tinggi. Sementara, 56% responden menyatakan bahwa kenaikan inflasi berdampak pada berkurangnya tabungan bulanan mereka. Sedangkan 46% responden meminimalkan belanja dan pengeluaran mereka.

Lebih dari setengah responden survei atau 53% responden mengaku akan menunda rencana pembelian rumah sampai inflasi turun. Sementara hanya 9% responden yang akan membatalkan rencana pembelian properti.

Sedangkan 38 persen responden akan meneruskan rencana pembelian properti terlepas dari tingkat inflasi. 

Jika inflasi terus berlanjut, dari 38% responden yang akan meneruskan membeli properti, 63% di antaranya akan tetap membayar berapapun cicilan bulanan yang diperlukan, terlepas dari adanya inflasi. 

"Sementara 37 persen responden sisanya akan mencoba mengurangi besaran cicilan bulanan,” jelasnya.

Di tengah situasi dan kondisi yang dirasa sulit untuk membeli rumah, 7 dari 10 atau 70% responden setuju jika pemerintah akan menerapkan pajak progresif terhadap pemilik lebih dari satu properti. Terutama mereka para pemilik rumah yang setuju dengan rencana kebijakan pajak tersebut. 

Sementara 13% responden tidak setuju dengan pajak progresif dan 17% responden tidak tahu apakah pajak progresif perlu diterapkan.

Sementara itu, generasi milenial beranjak makin mapan dan makin sedikit yang masih tinggal bersama orang tua. Sekitar 1 dari 5 atau 17% milenial saat ini tinggal bersama orang tua mereka. Dari jumlah tersebut, 69% responden berniat untuk keluar dari rumah orang tua mereka dalam tahun depan.

Marine menyimpulkan bahwa menurut hasil survei Rumah.com Consumer Sentiment Study H1 2023, indeks sentimen properti turun 3 poin dari semester sebelumnya didorong oleh kepuasan yang lebih rendah, turunnya persepsi terhadap upaya pemerintah, dan pandangan yang kurang positif terhadap harga properti di masa depan.

"Mayoritas konsumen properti yang merupakan pemilik rumah mengharapkan pemerintah untuk menerapkan pajak progresif. Mayoritas konsumen properti Indonesia juga menilai bahwa tingkat suku bunga, tingkat inflasi dan harga properti akan meningkat di tahun depan," pungkas Marine.

Rumah.com Consumer Sentiment Study adalah survei berkala dua kali dalam setahun oleh Rumah.com bekerja sama dengan lembaga riset Intuit Research, Singapura untuk mengetahui dinamika pasar properti Tanah Air. Survei kali ini berdasarkan 1000 responden dari seluruh Indonesia yang dilakukan dengan kuesioner daring pada akhir 2022.