Surya Biru Murni (SBMA) Beli Kebutuhan Pabrik dari China Senilai Rp19,5 Miliar
- Sekretaris Perusahaan SBMA, Cintia Kasmiranti mengungkapkan bahwa alat tersebut dibeli dari Chun An Ming Rong Import And Export Co., Ltd seharga 8,64 juta Renmimbi Tiongkok
Korporasi
JAKARTA – PT Surya Biru Murni Acetylene Tbk (SBMA) mengumumkan penandatanganan nota kesepahaman untuk membeli satu buah air separation unit dari China pada 7 Februari 2022.
Sekretaris Perusahaan SBMA, Cintia Kasmiranti mengungkapkan bahwa alat tersebut dibeli dari Chun An Ming Rong Import And Export Co., Ltd seharga 8,64 juta Renmimbi Tiongkok (RMB/CNY) atau setara dengan Rp19,50 miliar (asumsi kurs Rp2.255,9 per RMB/CNY).
Ia menyebutkan sumber pendanaan pembelian air separation unit berasal dari dana hasil penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) serta hutang jangka panjang. Cintia memastikan tidak terdapat hubungan afiliasi dalam transaksi ini.
“Transaksi tersebut memberikan dampak utama pada kegiatan operasional perseroan, yaitu peningkatan kapasitas produksi sebagai bagian dari pengembangan pabrik untuk memenuhi permintaan yang meningkat,” ujarnya melalui keterbukaan informasi, Kamis 10 Februari 2022.
- Hati-hati! Ancaman Malware Baru Mars Stealer Targetkan 40 Dompet Kripto
- Gokil! Anjing Ini Jadi Jutawan Setelah Jual Karyanya
- Jalan Tol Bali-Mandara akan Berlakukan Tarif Baru, Cek Kenaikannya
Perseroan resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu, 8 September 2021. SBMA merupakan emiten ke-36 yang tercatat di BEI sepanjang tahun 2021.
Pada penawaran umum perdananya, perseroan melepas 278.400.000 saham dengan nilai nominal saham Rp100 dan harga pelaksanaan Rp180 per lembar. Sehingga, SBMA meraup dana sebanyak Rp50,11 miliar melalui aksi korporasi itu.
Sebagai pemanis, SBMA turut menerbitkan 46.400.000 Waran Seri I atau sebanyak 7,14% dari jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh saat pernyataan pendaftaran disampaikan yang menyertai saham biasa atas nama yang dikeluarkan dalam rangka IPO.
Kehadiran SBMA diyakini dapat menjadi kompetitor baru PT Aneka Gas Industri Tbk (AGII) di pasar modal Indonesia. Walaupun demikian, ukuran bisnis SBMA memang jauh lebih kecil dibandingkan dengan AGII atau Grup Samator.
SBMA telah beroperasi sejak tahun 1982, memproduksi dan menjual berbagai macam gas untuk industri baik dalam bentuk gas maupun cair seperti ksigen, nitrogen, asetilen, argon, hidrogen, dan karbondioksida. Kegiatan operasional dan penjualan SBMA berfokus di Pulau Kalimantan.
Untuk menunjang usahanya, SBMA memiliki jaringan transportasi di seluruh Pulau Kalimantan dan dilengkapi tim manajemen yang berpengalaman lebih dari 30 tahun dan memiliki kontrak kerja dengan perusahaan-perusahaan besar di berbagai bidang usaha.