<p>Emiten pemurnian gas PT Surya Esa Perkasa Tbk (ESSA) / Sep.co.id</p>
Industri

Surya Esa Milik TP Rachmat dan Boy Thohir Emisi Global Bonds Rp9,58 Triliun

  • Emiten pemurnian gas dan kimia dasar PT Surya Esa Perkasa Tbk (ESSA) lewat anak usahanya PT Panca Amara Utama (PAU), menerbitkan obligasi global senilai US$650 juta setara Rp9,58 triliun (kurs Rp14.741 per dolar Amerika Serikat).

Industri
Sukirno

Sukirno

Author

JAKARTA – Emiten pemurnian gas dan kimia dasar PT Surya Esa Perkasa Tbk (ESSA) lewat anak usahanya PT Panca Amara Utama (PAU), menerbitkan obligasi global senilai US$650 juta setara Rp9,58 triliun (kurs Rp14.741 per dolar Amerika Serikat).

Berdasarkan prospektus ringkas yang dirilis pada Senin, 19 Oktober 2020, manajemen PAU akan menggunakan dana hasil emisi obligasi tersebut untuk pembiayaan kembali (refinancing). Terutama untuk seluruh utang PAU kepada International Finance Corporation (IFC), dan sisanya untuk modal kerja.

Tercatat, total utang PAU kepada IFC per 30 September 2020, sebesar US$436,68 juta setara Rp6,43 triliun. Manajemen PAU menargetkan kupon obligasi ini maksimum 8% dengan tenor 7 tahun sejak emisi yakni jatuh tempo pada 2027.

Terkait rencana emisi global bonds, Surya Eka Perkasa akan memberikan jaminan perusahaan, aset perseroan, dan aset anak usaha perseroan. Aksi ini ditargetkan dapat meningkatkan fleksibilitas dan likuiditas keuangan serta arus kas PAU dalam jangka pendek dan menengah, untuk membayar bunga dan angsuran pokok.

Garibaldi ‘Boy’ Thohir, pemegang saham PT Surya Esa Perkasa Tbk (ESSA) / Sep.co.id
Private Placement

Saat yang sama, emiten bersandi saham ESSA ini juga menggelar aksi korporasi penambahan modal. Surya Esa Perkasa akan menerbitkan saham baru tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) alias private placement.

Jumlah saham baru yang diterbitkan maksimum 1,43 miliar lembar dengan nilai nominal Rp10 per saham. Private placement tersebut setara dengan 10% dari jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan.

Aksi private placement ini akan membuat dilusi maksimal 9,09% dari persentase kepemilikan saham lama sebelum private placement. Manajemen Surya Esa Perkasa menjelaskan, dana hasil aksi korporasi itu sebesar 80%-90% akan digunakan untuk menyuntik modal PAU dan sisanya 10%-20% untuk modal kerja perseroan.

Kedua aksi korporasi itu akan diresmikan lewat rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) pada 25 November 2020.

Hingga 30 September 2020 kepemilikan saham mayoritas ESSA digenggam oleh PT Trinugraha Akraya Sejahtera sebesar 25,3%, PT Ramaduta Teltaka sebesar 15,38%, Chander Vinod Laroya sebesar 13,65%, Sugito Waluyo sebesar 5,39%, dan publik sebesar 31,36%.

Sejumlah nama konglomerat tercatat ikut menggenggam saham ESSA. Mereka adalah Theodore Permadi (TP) Rachmat yang juga menjabat sebagai Wakil Presiden Komisaris perseroan sebesar 4,44%. Kemudian, Garibaldi ‘Boy’ Thohir yang menjabat sebagai komisaris perseroan sebesar 3%, Rahul Puri yang juga sebagai komisaris perseroan sebesar 0,66%.

Selain itu, beberapa direktur perseroan, yaitu Isenta, Kanishk Laroya, dan Mukesh Agrawal juga mengimpit kepemilikan saham perseroan masing-masing 0,39%, 0,31%, dan 0,12%. (SKO)