Suspensi Dibuka, Saham Citra Nusantara Gemilang (CGAS) Lompat Segini
- Saham PT Citra Nusantara Gemilang (CGAS) langsung melejit 8% usai Bursa Efek Indonesia (BEI) membuka suspensi di pasar reguler dan pasar tunai.
Bursa Saham
JAKARTA – Saham PT Citra Nusantara Gemilang Tbk (CGAS) langsung melejit 8% usai Bursa Efek Indonesia (BEI) membuka suspensi di pasar reguler dan pasar tunai mulai sesi I perdagangan 4 Maret 2024.
Tidak hanya itu, BEI juga melepas suspensi waran seri I Citra Nusantara Gemilang (CGAS-W) di seluruh pasar. Berdasarkan data IDX Mobile pada perdagangan Senin, 4 Maret 2024, pukul 10.50 WIB, saham CGAS melesat 8,33% ke level Rp143 per saham.
Sebelumnya, BEI melakukan penghentikan sementara (suspensi) perdagangan saham PT Citra Nusantara Gemilang Tbk (CGAS). Lantaran terjadi penurunan harga kumulatif yang signifikan pada saham tersebut.
Suspensi juga dikenakan untuk waran seri I Citra Nusantara Gemilang (CGAS-W) di seluruh pasar. Adapun suspensi pada saham CGAS dikenakan di pasar reguler dan pasar tunai. Suspensi berlaku sejak sesi I 23 Februari 2024.
- Setelah 140 Tahum Rahasia Laba-Laba Laut raksasa Antartika dan Telurnya Terungkap
- Pertamina Diminta Tahan Harga BBM, Potensi Pendapatan Tergerus
- Dorong Penggunaan Energi Alternatif, PLN EPI Tingkatkan Pasokan Biomassa ke PLTU
Namun demikian, harga saham CGAS saat ini telah melorot tajam pasca perseroan Initial Public Offering (IPO) pada 8 Januari 2024 lalu. Kala itu, perusahaan pengembang gas ini menjalankan penawaran umum pada 2-4 Januari 2024 dengan menetapkan harga saham sebesar Rp338 per saham.
Dalam rentang waktu 8-19 Januari, saham CGAS tercatat hanya mengalami penurunan sekali di Bursa Efek Indonesia (BEI). Selebihnya, saham tersebut konsisten mengalami kenaikan. Pada tanggal 19 Januari 2024, saham CGAS bahkan mencapai Rp 930 (hampir mencapai Rp 1.000).
Namun, situasinya berubah drastis setelah itu. Mulai dari 22 Januari hingga 22 Februari, mayoritas saham CGAS merah, hanya mengalami kenaikan sebanyak 4 kali. Dalam periode penutupan dari 19 Januari hingga 22 Februari, CGAS mengalami penurunan mencapai 85,80%.
Kemitraan
Perusahaan Citra Nusantara Gemilang, yang didirikan pada bulan Desember 2005, terkenal sebagai pelopor dalam perdagangan dan distribusi compressed natural gas, terutama di daerah yang belum terjangkau oleh jaringan pipa gas.
Baru-baru ini, CGAS mengumumkan kemitraan dengan dua perusahaan, yaitu PT GT Ladang Teknik dan Jianyang Greenfir New Energy Equipment Co Ltd (GreenFir), untuk merancang LNG Station berkapasitas 1,5 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD) senilai Rp 161,5 miliar.
Direktur Utama Citra Nusantara Gemilang (CGAS), Andika Purwonugroho, menyatakan bahwa proyek pembangunan liquefied natural gas (LNG) station di Galian Field Tambun Zone 7 Regional 2 di Pakis, Karawang, Jawa Barat, akan segera dimulai atau groundbreaking pada kuartal pertama 2024. Pembangunan LNG station ini akan melibatkan kerja sama antara CGAS, GT Ladang Teknik, dan perusahaan manufaktur asal China, GreenFir.
Andika meyakini bahwa pada tahun pertama setelah beroperasinya LNG Station, pendapatan perseroan diperkirakan mencapai US$ 8,7 juta atau setara dengan Rp135 miliar per tahun. “Nilai investasi untuk pembangunan LNG Station berkapasitas 1,5 MMSCFD ini mencapai Rp 161,5 miliar," ujarnya belum lama ini.
Proyeksi Kinerja Keuangan
Dia memproyeksikan kenaikan pendapatan CGAS sebesar 76,4% (year on year/yoy) menjadi sekitar Rp 658 miliar pada tahun ini, sementara laba bersih diantisipasi melonjak 200,8% (yoy) menjadi sekitar Rp 36,7 miliar.
Untuk volume penjualan, perkiraan mencapai 82.000.711 standar meter kubik (Sm3) sepanjang tahun ini, menandakan kenaikan sebesar 81,3% dibandingkan dengan volume penjualan tahun 2023 yang diperkirakan mencapai 45.235.193 Sm3.
Andika menyatakan, "Peningkatan kinerja CGAS tahun ini juga terkait dengan beberapa proyek CNG Station di Grobogan-Jawa Tengah, Manyar-Jawa Timur, dan Majalengka-Jawa Barat."
Lebih lanjut Andika menegaskan, perbaikan kinerja CGAS sebagai perusahaan perdagangan dan distribusi gas alam dipastikan mampu memberikan nilai tambah bagi para pemegang saham perseroan dalam bentuk dividen.
"Pada 2023 kami memperkirakan, perseroan akan berhasil mencatatkan pertumbuhan profit menjadi Rp 12,2 miliar, sehingga kami berencana untuk membagikan dividen kepada para pemegang saham sebesar 30% dari laba bersih,” kata dia.