Karyawan berkatifitas dengan latar layar monitor pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, 8 September 2022. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia
Bursa Saham

Suspensi Dibuka, Saham Indo Boga Sukses (IBOS) Anjlok Segini

  • Saham emiten makanan dan minuman, PT Indo Boga Sukses Tbk (IBOS) dibuka langsung anjlok usai PT Bursa Efek Indonesia (BEI) membuka suspensi di pasar reguler dan pasar tunai.

Bursa Saham

Alvin Pasza Bagaskara

JAKARTA – Saham PT Indo Boga Sukses Tbk (IBOS) dibuka langsung anjlok usai PT Bursa Efek Indonesia (BEI) membuka suspensi di pasar reguler dan pasar tunai pada perdagangan Rabu, 13 Maret 2024. 

Berdasarkan data IDX Mobile, pukul 9:43 WIB, saham IBOS telah turun ke 8,15% ke level Rp845 per saham dari harga pembukaannya di angka Rp920 per saham. Dari sisi variasi harga, saham yang memiliki market cap Rp6,91 triliun ini bergerak di kisaran Rp830-920 per saham. 

Selain membuka perdagangan saham IBOS yang bergerak di bidang industri makanan dan minuman ini, BEI juga membuka suspensi juga dibuka untuk waran seri I Indo Boga Sukses (IBOS-W) di seluruh pasar. 

“Suspensi atas perdagangan saham PT Indo Boga Sukses Tbk (IBOS) di pasar reguler dan pasar tunai serta waran seri I PT Indo Boga Sukses Tbk (IBOS-W) di seluruh pasar dibuka kembali mulai perdagangan sesi I tanggal 13 Maret 2024,” jelas pengumuman BEI.

Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) melakukan suspensi sementara terhadap saham PT Indo Boga Sukses Tbk (IBOS) sejak sesi I perdagangan tanggal 5 Maret 2024. Tindakan ini diambil karena terjadi peningkatan harga kumulatif yang signifikan pada saham IBOS.

Harga Melambung

Sehari sebelum terkena suspensi saham bersandikan IBOS ditutup pada harga Rp920 per saham, mengalami kenaikan sebesar 2,22%. Menariknya, dalam periode year to date (ytd), saham IBOS mencatat peningkatan sebesar 177,11%.

Asal tahu saja, IBOS pertama kali tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 25 April 2022 melalui initial public offering (IPO) dengan harga Rp100 per saham. Saham emiten makanan dan minuman ini sempat mencapai level terendah Rp72 per saham pada 15 November 2022. 

Menariknya, dari titik terendah tersebut, saham pengelola Restoran D'Monaco yang terletak di Kabupaten Sleman, Provinsi Yogyakarta hingga penutupan pada 4 Maret 2024 telah mengalami lonjakan sebesar 1.177%.

PT Indo Boga Sukses Tbk (IBOS) didirikan pada tahun 2019 dan memulai kegiatan operasional secara komersial pada tahun yang sama. Perusahaan ini bergerak di sektor industri makanan dan minuman, dan memiliki serta mengelola D’Monaco Artisan of Culinary Restaurant.

Dengan tema Eropa, restoran ini menyediakan layanan untuk berbagai acara khusus, termasuk resepsi pernikahan, perayaan ulang tahun, pemotretan pre-wedding, bridal shower, rapat perusahaan, dan pertemuan direksi, serta acara lainnya. 

Adapun lokasi restoran dan kantor pusat terletak di Jl. Randugowang, Sleman, Yogyakarta. Selain restoran utama, perusahaan juga mengelola beberapa tempat lain, seperti Sodia Residence, Insom Lounge, Mr. Pawon Restaurant, Legal Resto, dan My Prioritas (ikan beku).

Rencana Aksi Korporasi

Baru-baru ini, IBOS mengungkapkan niatnya untuk melakukan serangkaian akuisisi sebagai langkah percepatan dalam pengembangan bisnisnya. Dua perusahaan yang menjadi target akuisisi adalah Javaindo Maju Sejahtera (JMS) dan Rote Karaginan Nusantara (RKN).

Akan tetapi, perseroan belum dapat menyebut berapa nilai rencana akuisisi JMS, dan RKN karena baru tahap awal proses due diligence. Namun, sumber dana untuk akuisisi internal Perusahaan, dan dana exercise waran (IBOS-W).

"Masih belum dapat menyebutkan berapa nilai saham dan nilai rencana akuisisi tersebut. Target rencana akuisisi Javaindo Maju Sejahtera, dan Rote Karaginan Nusantara sekitar 4-6 bulan lagi," tutur Edi Nugroho, Direktur Utama Indo Boga pada 22 Februari 2024. 

Apabila rencana transaksi tersebut berjalan sesuai harapan perusahaan, tentu akan membawa dampak positif, terutama dalam meningkatkan pertumbuhan pendapatan secara konsolidasi di masa mendatang.

Sebagai informasi tambahan, JMS memiliki bisnis wafer dengan berbagai varian rasa. Produksi JMS telah mencapai pangsa ekspor sekitar 30% ke beberapa negara, sementara 70% sisanya diarahkan ke pasar domestik.

Sementara itu, RKN telah beroperasi sejak tahun 2017, juga memiliki lebih dari 80% pangsa pasarnya yang diekspor ke Eropa, Amerika Latin, dan Asia, sedangkan 20% sisanya berada di pasar domestik.