Sustainable Industry, Cantik Bisnisnya, Cantik Buminya
JAKARTA – Isu pemanasan global saat ini tidak hanya milik aktivis lingkungan hidup, tetapi juga para pebisnis termasuk juga di sektor industri kecantikan. The Body Shop telah menyadari besarnya jejak karbon yang dihasilkan dari industri kecantikan. Oleh sebab itu The Body Shop menjadi salah satu perusahaan yang fokus pada kampanye lingkungan pada semua produknya. Komitmen […]
Nasional & Dunia
JAKARTA – Isu pemanasan global saat ini tidak hanya milik aktivis lingkungan hidup, tetapi juga para pebisnis termasuk juga di sektor industri kecantikan.
The Body Shop telah menyadari besarnya jejak karbon yang dihasilkan dari industri kecantikan. Oleh sebab itu The Body Shop menjadi salah satu perusahaan yang fokus pada kampanye lingkungan pada semua produknya.
Komitmen The Body Shop tidak hanya pada penggunaan bahan bakunya yang free animal tested tetapi juga menggunakan bahan-bahan organik. Menariknya, The Body Shop juga memiliki program pengembalian botol bekas produknya untuk konsumen tukarkan dengan reward yang nantinya bisa digunakan untuk konsumen itu sendiri.
Program ini berdampak besar pada pengelolaan sampah plastik di Indonesia yang saat ini menyandang sebagai penyumbang sampah plastik di laut terbesar kedua di dunia setelah China. Bagi dunia bisnis itu sendiri, perubahan iklim sangat erat kaitannya dengan biaya operasional, investor tidak akan mau berbisnis di wilayah yang rawan bencana seperti banjir misalnya.
“Dengan demikian, perubahan iklim adalah risiko bagi aset kami dalam bisnis,” ujar Suzy Hutomo, Chief Executive % Owner The Body Shop Indonesia saat ditemui dalam acara kuliah umum di Unibersitas Atma Jaya Yogyakarta (08/01).
Kepeduliannya terhadap lingkungan membuatnya merintis bisnis yang juga ramah lingkungan. “The Body Shop mengedukasi para pembeli untuk menggunakan paper bag dan juga menukarkan botol-botol kosong The Body Shop dengan point reward,” katanya.
Melalui bisnisnya, Suzy memperkenalkan istilah yang menjadi landasan di perusahaannya, yaitu Planet, People, Profit (3P). Ia juga selalu mengatakan bahwa bisnis yang dijalankannya lebih mementingkan Planet, People, baru yang terakhir soal keuntungan bisnis atau Profit.
“Dari alam, kembali ke manusia, and we can take back from what we have done to our planet”, tutup Suzy.