<p>Ojek online Grab. / Facebook @GrabID</p>
Korporasi

Susul Traveloka di Bursa Amerika, Grab Incar Dana US$34 Miliar di AS

  • Grab Holding.Inc mengungkapkan akan IPO ke AS dengan nilai sebesar US$34 miliar atau Rp496 triliun (asumsi kurs Rp14.615 per dollar Amerika Serikat).

Korporasi
Mochammad Ade Pamungkas

Mochammad Ade Pamungkas

Author

JAKARTA- Grab Holding Inc mengungkapkan rencananya untuk melenggang di bursa efek Amerika Serikat. Majunya Grab di pasar saham negara Paman Sam ini memungkinkan Grab mendapat suntikan dana sebesar US$34 miliar atau Rp496 triliun (asumsi kurs Rp14.615 per dollar Amerika Serikat).

Mengutip dari Bloomberg, Grab dikabarkan akan IPO SPAC di Amerika Serikat melalui T. Rowe Price dan Temasek Holdings Pte pada Minggu ini.

Sebelumnya, perusahaan aplikasi penyedia jasa travel asal tanah air, PT Trinusa Travelindo (Traveloka) dikabarkan juga akan IPO SPAC di AS dengan nilai US$5 miliar atau Rp73 triliun.

Startup sektor transportasi tersebut akan IPO melalui merger dengan perusahaan yang didukung oleh miliarder Richard Li dan Peter Thiel, Bridgetown Holdings Ltd.

Meskipun demikian, potensi transaksi juga akan mencapai antara US$500 juta sampai US$750 juta melalui investasi swasta dalam ekuitas publik.

Bloomberg memprediksi hal tersebut akan memungkinkan investor untuk lebih bertaruh pada perekonomian digital daripada institusi keuangan dan konglomerat yang telah lama mendominasi Asia Tenggara.

Direktur Cathay Capital Rajive Keshap melihat hal tersebut sebagai tren periode emas Asia Tenggara.

“Kami mengharapkan lebih banyak modal mengalir ke kawasan ini setelah adanya pengumuman besar tersebut,” ujar Rajive Keshap.

Terlebih, Google, Temasek Holdings Pte, dan Bain & Co menyebutkan, ekonomi digital Asia Tenggara akan melonjak lebih dari US$300 miliar atau sekitar Rp4,3 kuadriliun pada 2025.

Indonesia merupakan negara yang akan mengalami peningkatan ekonomi digital yang paling melesat hingga US$124 miliar setara Rp1,8 kuadriliun pada 2025.

Kemudian diikuti oleh Thailand yang mencapai US$53 miliar (Rp773 triliun) dan Vietnam sebesar US$52 miliar (Rp758,9 triliun).(RCS)