<p>Gedung PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) / Wika.co.id </p>
Korporasi

Susul Waskita, Wijaya Karya Jelaskan Alasan Mau Tunda Bayar Utang

  • Pengajuan standstill ini dilakukan karena adanya mismatch pinjaman

Korporasi

Ananda Astri Dianka

JAKARTA – Utang jumbo BUMN Karya terus menjadi sorotan. Kali ini, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) mengajukan persetujuan standstill atau penundaan pembayaran utang kepada krediturnya. 

Sebelumnya, PT Waskita Karya (Persero) Tbk melakukan hal serupa. Tujuannya sama, kedua perseroan mengklaim penundaan pembayaran utang merupakan langkah penyehatan keuangan jangka panjang.

“Pengajuan standstill ini dilakukan karena adanya mismatch pinjaman untuk pendanaan pada investasi jangka panjang yang saat ini belum dapat memberikan return bagi perusahaan. Sehingga beban atas pendanaan tersebut menurunkan laba bersih perusahaan,” terang Corporate Secretary WIKA, Mahendra Vijaya dalam suratnya kepada Bursa Efek Indonesia, Jumat 26 Mei 2023.

Selain itu, lanjut WIKA, kebutuhan akan pengajuan standstill ini juga terjadi dikarenakan adanya tekanan pandemi COVID-19 terhadap para klien perseroan yang mengakibatkan terjadinya gangguan pembayaran, sehingga mengganggu kapasitas pengembalian pinjaman dari perseroan.

Upaya Penyehatan

Selain pengajuan standstill, langkah penyehatan keuangan Wijaya Karya adalah dengan refokusing bisnis dengan memperbanyak proyek-proyek yang mayoritas pemilik proyeknya adalah Pemerintah dimana proyek tersebut memiliki pola pembayaran progres bulanan dengan uang muka.

Tercatat hingga Maret 2023, lebih dari 77% segmen proyek yang berada pada order book Perseroan merupakan proyek-proyek Infrastruktur dan gedung di mana pemiliknya adalah pemerintah. WIKA mengklaim, hal ini meningkat signifikan dibandingkan tahun 2019 di mana proyek pemerintah hanya sebesar 19%.

Dengan model pembayaran ini, perseroan mengupayakan pengelolaan arus kas dapat dilakukan secara mandiri di setiap proyek tersebut serta menghindari terjadinya defisit pada arus kas di proyek. Selain dari perbaikan portofolio proyek saat ini, perseroan juga mendorong optimalisasi teknologi digital dalam proses produksi dan engineering.

“Dari tahun 2019 sampai 2022, Perseroan berhasil mengefisiensikan biaya usaha sebesar 22 persen.

Kinerja Kuangan

Setelah meraup laba bersih pada 2021, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) berbalik merugi hingga Rp59,59 miliar pada 2022. 

Pada 2021, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bidang konstruksi ini membukukan laba bersih sebesar Rp117,66 miliar dengan penurunan 36,65% dari Rp185,76 miliar pada tahun 2020.

Wijaya Karya mencatat kerugian pada tahun 2022 walaupun pendapatannya mengalami kenaikan 20,61% menjadi Rp21,48 triliun dari Rp17,8 triliun pada tahun sebelumnya. 

Akan tetapi, seiring dengan naiknya pendapatan, WIKA pun mengalami kenaikan beban keuangan sebesar 18,1% dari Rp1,16 triliun menjadi Rp1,37 triliun.

Kemudian, bagian rugi entitas asosiasi mengalami lonjakan 244% dari Rp28,88 miliar menjadi Rp99,35. Sedangkan bagian laba entitas asosiai terpantau menurun 54,38% dari Rp672,37 miliar menjadi Rp306,73 miliar. 

Wijaya Karya mencatat kenaikan aset sebesar 8,2% dari Rp69,38 triliun menjadi Rp75,07 triliun. Sementara liabilitas perseroan pun ikut terkerek 10% dari Rp51,9 triliun menjadi Rp57,57 triliun.