SWF Singapura Borong Saham Bank Jago, ARTO Rights Issue Rp7,05 Triliun
GIC menggelontorkan dana sebesar US$225 juta atau Rp3,15 triliun (asumsi kurs Rp14.000 per dolar Amerika Serikat) untuk menyerap sebanyak 1,19 miliar lembar saham ARTO dalam rights issue.
Korporasi
JAKARTA – Pengelola dana investasi (sovereign wealth fund/ SWF) asal Singapura yakni GIC Private Limited bakal menjadi salah satu pemegang saham PT Bank Jago Tbk (ARTO) melalui skema Penambahan Modal dengan Memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu II (rights issue).
Untuk aksi ini, GIC menggelontorkan dana sebesar US$225 juta atau Rp3,15 triliun (asumsi kurs Rp14.000 per dolar Amerika Serikat) untuk menyerap sebanyak 1,19 miliar lembar saham ARTO dalam rights issue.
Mengutip keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), ARTO berencana menerbitkan 3 miliar saham dengan harga pelaksanaan Rp2.350 per saham. Adapun rasio rights issue adalah 575 saham lama akan memperoleh 160 tambahan saham baru.
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC
- Pemberdayaan Perempuan di Perusahaan Jepang Masih Alami Krisis Pada Tahun 2021
Dalam aksi kali ini, ARTO menargetkan penghimpunan dana segar Rp7,05 triliun. Dengan dana penghimpunan tersebut, 97% akan digunakan untuk ekspansi usaha, 2% untuk investasi di infrastruktur teknologi informasi, dan sisanya sebesar 1% akan digunakan untuk pengembangan di sumber daya manusia (SDM).
Dalam aksi korporasi tersebut, PT Metamorfosis Ekosistem Indonesia (MEI) sebagai pemegang saham pengendali ARTO sebesar 37,65% memiliki hak hingga 1,129 miliar HMETD. Namun, MEI hanya akan melaksanakan 42,6 juta HMETD, setara dengan Rp100,11 miliar.
Selain itu, PT Dompet Karya Anak Bangsa (DKAB) atau GoPay milik PT Aplikasi Karya Anak Bangsa (Gojek Indonesia) yang memiliki 22,16% saham ARTO berhak atas 664,8 juta HMETD. Namun, DKAB hanya akan melaksanakan 560 juta HMETD senilai Rp1,316 triliun.
Dengan sisa porsi HMETD dari MEI dan DKAB inilah GIC akan menyerap 1,19 miliar saham ARTO.
Selanjutnya, Wealth Track Technology Limited (WTT) hanya akan mengeksekusi 170 juta HMETD senilai Rp339,5 miliar. Padahal, WTT merupakan pemilik 13,35% saham ARTO yang memiliki 1,449 miliar saham.
Adapun, bertindak selaku pembeli siaga dalam aksi rights issue ARTO adalah PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk. Trimegah menyiapkan dana senilai Rp300,8 miliar untuk menyerap sisa rights issue ARTO.
Aksi korporasi ini sudah mendapatkan restu pemegang saham lewat Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 5 Oktober 2021. Tanggal efektif pada 24 Februari 2021 dengan pencatatan HMETD di BEI pada 10 Maret 2021. (SKO)