Suasana rumah subsidi di kawasan Citereup, Kabupaten Bogor,  Jawa Barat,  Senin, 23 Agustus 2021. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia
Industri

Tahun 2022, Pasar Properti Rumah Bergeser Didominasi Segmen Menengah

  • Pasar properti rumah tahun ini bergeser ke segmen menengah setelah tiga kuartal beruntun didominasi menengah ke atas.

Industri

Liza Zahara

JAKARTA – Riset Indonesia Property Watch mengungkapkan pasar properti rumah pada tahun 2022 akan bergeser dan didominasi segmen menengah (middle). Sebelumnya, selama tiga kuartal berturut-turut, pasar hunian didominasi segmen menengah ke atas (middle up).

CEO Indonesia Property Watch Ali Tranghanda mengatakan hal ini terbukti dari penjualan rumah pada kuartal IV-2021 paling banyak di pasar menengah atau pada rentang harga Rp300 juta-Rp1 miliar per unit. Sedangkan,  pada segmen menengah ke atas, harga rumah berada di kisaran Rp1 miliar hingga lebih dari Rp2 miliar

“Seperti prediksi sebelumnya ada kemungkinan pasar akan kembali membumi dengan target end user pada pergerakan pasar di masa depan. Meskipun segmen yang lebih rendah ini belum mebentuk tren yang stabil,” kata Ali dalam webinar, Selasa, 18 Januari 2022.

Adapun pada kuartal IV-2021 pergerakan pasar hunian pada segmen menengah di harga Rp500 juta-Rp1 miliar tumbuh positif sampai 25,5%. Kemudian, disusul oleh segmen menengah dengan harga Rp300-Rp500 juta yang tumbuh sebesar 25%, dan pasar di harga kurang dari Rp300 juta sebesar 24,8%.

Penjualan rumah ready stock pada kuartal tersebut juga terlihat membaik dengan pertumbuhan hingga 76,8% quarter to quarter (qtq). Hal ini merupakan respons positif melanjutkan tren yang sebelumnya, atau sejak diberlakukan insentif pajak pertambahan nilai ditanggung pemerintah (PPN DTP) pada Maret 2020.

Di sisi lain, Ali menambahkan, pasar properti sejatinya tidak pernah kehilangan daya beli karena nasabah masih banyak menabung meski dari segi kredit pemilikan rumah (KPR) menunjukkan pertumbuhan sedikit yang melandai. 

“Celah antara nasabah yang masih menabung dan jumlah KPR yang sedikit tersebut harus segera ditindaklanjuti agar jangan disimpan dalam bank saja supaya properti bisa jalan,” kata dia.

Fakta lain yang menarik, penjualan properti pada 2020 menurun dari segi penjualan unit dibandingkan dengan 2017, yang pada saat itu properti juga dalam keadaan landai. Meski begitu, dari nilai penjualan justru pada 2020 lebih tinggi dibandingkan dengan 2017.

Selanjutnya, pada 2021, penjualan rumah relatif tumbuh terbatas mencapai 27,3%, atau lebih tinggi dari tahun 2020 dengan kenaikan nilai penjualan sebesar 69%.

“Sebetulnya tren kebangkitan properti itu mulai dari 2021. Ituharus kita jaga sampai di 2022 dan mungkin puncaknya ada di 2023,” tambahnya.

Tren Minat Pencarian Properti Meningkat

Dalam webinar yang sama, turut hadir CEO 99 Group Indonesia Wasudewan yang memparkan bahwa terjadi peningkatan pencarian properti pada 2020-2021. 

“Kita sama-sama tahu kalau Banten, Tangerang Selatan sedang terjadi pembangunan infrastruktur salah satunya Tol Serpong-Balairaja, kemudian di Sleman dengan adanya Tol Solo-Yogyakarta," tambah CEO 99 Group Indonesi Wasudewan pada saat yang sama.  

Ada 10 lokasi yang menjadi primadona dalam pencarian properti selama priode tersebut, berikut rinciannya.

1. Provinsi banten, Kota Tangerang Selatan sebanyak 117%
2. Daerah Istimewa Yogyakarta, Kota Sleman tumbuh hingga 48%
3. Jawa Timur, Kota Surabaya meningkat hingga 38%
4. DKI Jakarta yang berada di Jakarta Pusat dengan tumbuh meningkat 29%
5. DKI Jakarta yaitu Kota Jakarta Utara meningkat 27%
6. Jawa Barat, Kota Bandung meningkat sampai 26%
7. Bali, Denpasar meningkat 20%
8. Jawa Tengah, Semarang meningkat sebanyak 16%
9. DKI Jakarta, Jakarta Barat meningkat 16%
10. Jawa Barat, Bogor meningkat 7%