Nampak seorang petani tengah melakukan panen tanaman kelapa sawit di kawasan Bogor Jawa Barat, Kamis 28 Mei 2021. Foto : Panji Asmoro/TrenAsia
Industri

Tahun 2023, Bappebti Targetkan Sawit, Kopi, dan Karet Masuk Bursa Berjangka Komoditi

  • Didi mengatakan bahwa komoditas-komoditas dalam negeri perlu didaftarkan dalam bursa perdagangan untuk menentukan harga acuan.

Industri

Idham Nur Indrajaya

JAKARTA - Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) menargetkan komoditas sawit, kopi, dan karet untuk masuk bursa perdagangan pada tahun 2023.

Hal tersebut diungkapkan oleh Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Bappebti Didid Noordiatmoko pada pembukaan Rapat Kerja Bappebti di Jakarta, Kamis, 19 Januari 2023.

Didi mengatakan bahwa komoditas-komoditas dalam negeri perlu didaftarkan dalam bursa perdagangan untuk menentukan harga acuan.

"Indonesia tidak memiliki atau belum memiliki harga acuan komoditas tertentu. Padahal, Indonesia merupakan salah satu negara penghasil terbesar beberapa jenis komoditas," ujar Didid.

Berhubung Indonesia belum memiliki harga acuan untuk komoditas seperti sawit, karet, kopi, dan sebagainya, akhirnya harga acuan yang digunakan berasal dari bursa luar negeri seperti Malaysia dan Belanda.

Menurut Didid, dengan adanya peranan bursa berjangka dalam perdagangan komoditas-komoditas tersebut, maka pencatatan harganya pun bisa lebih transparan.

Akan tetapi, Didid menyampaikan pula bahwa pendirian bursa komoditi untuk komoditas seperti sawit, kopi, dan karet bukanlah hal yang mudah.

Pasalnya, menurut Bappebti, data transaksi komoditas yang ada di Indonesia saat ini belum bisa diandalkan untuk kepentingan yang hendak dicapai.

Berhubung belum adanya data transaksi yang berkapabilitas, proses penetapan harga referensi di bursa pun belum bisa dilakukan secara optimal.

"Data transaksi komoditas yang terdapat di Indonesia saat ini belum diandalkan," kata Didid.

Namun, pendirian bursa komoditas tengah menjadi salah satu yang akan diupayakan Bappebti di tahun ini.