Analis Keuangan dan Investasi Benny Safami melihat adanya peluang bagi perekonomian Indonesia di tengah ancaman resesi.
Nasional

Tahun 2023 Diramalkan 'Gelap', Pengamat Justru Melihat Peluang Positif bagi Ekonomi Indonesia

  • Peluang positif bagi ekonomi Indonesia pun dinilai Benny cukup besar karena adanya ajang pemilihan umum (pemilu) pada tahun 2024.
Nasional
Idham Nur Indrajaya

Idham Nur Indrajaya

Author

JAKARTA - Walaupun banyak pihak meramalkan tahun 2023 akan menjadi "gelap", Praktisi Keuangan dan Investasi Benny Safami justru melihat adanya peluang positif bagi perekonomian Indonesia.

Benny mengatakan, Indonesia sudah pernah mengalami dan terbukti mampu melewati krisis perekonomian yang terjadi pada 1998, 2008, dan 2020.

Keberhasilan Indonesia untuk melewati krisis-krisis dalam periode-periode tersebut pun menjadi salah satu alasan yang mendorong Benny untuk optimis dengan peluang Indonesia dalam menghadapi ancaman resesi.

Selain itu, peluang positif bagi ekonomi Indonesia pun dinilai Benny cukup besar karena adanya ajang pemilihan umum (pemilu) pada tahun 2024.

Ajang ini dikatakan Benny dapat menjadi pendorong kinerja positif pada bursa saham dalam negeri sehingga saat ini merupakan waktu yang tepat untuk berinvestasi agar portofolio dapat bertumbuh dengan baik pada momentum pemiliu.

"Apalagi tahun 2024, di Indonesia ada pemilu yang kemudian dapat menjadi tenaga baru untuk bursa saham kita bisa mengalami kenaikan kembali. Dan ini, kalau kita cerna dengan baik, adalah waktu yang baik untuk investasi dengan melihat profil risiko masing-masing," ujar Benny dalam diskusi "Efek Ekonomi G20 di Indonesia: Melihat Opportunity Investasi" yang ditayangkan di kanal YouTube Doku Talk, dikutip Senin, 28 November 2022.

Benny pun menuturkan, perekonomian Indonesia ada dalam kondisi yang cukup bagus tatkala tahun 2023 disebut-sebut akan menjadi masa kelam.

Pasalnya, pengendalian inflasi Indonesia masih terbilang cukup baik, yakni 5,71% secara tahunan pada periode Oktober 2022.

Bagi Benny, saat ini justru merupakan waktu yang tepat untuk berinvestasi, apalagi dengan adanya sambutan positif dari para investor ritel akan perhelatan G20 yang berlangsung beberapa waktu lalu.

"Kalau saya sebut, ini merupakan momentum yang sebelumnya di 2019-2020 agak tersendat karena faktor pandemi. Saat ini, merupakan waktunya untuk mengalokasikan investasi," tutur Benny.

Walaupun Indonesia masih memiliki peluang ekonomi yang cukup besar di tahun 2023, namun Benny menegaskan pula bahwa para investor tetap perlu melakukan penjajakan terlebih dahulu dengan melakukan investasi yang disiplin, bertahap, serta bisa memahami risiko dan peluang dengan baik.

Dengan kata lain, untuk memitigasi kerugian, para investor pun perlu memahami literasi keuangan dengan baik dalam mengambil peluang di tengah ancaman resesi.

"Ini harus selalu menjadi dasar kita. Selalu saya sebutkan di setiap perbincangan bahwa untuk memulai investasi, maka investor harus mengetahui profil diri sendiri. Lalu, kita harus kenali antara kebutuhan dan keinginan sehingga kita dapat melakukan evaluasi keuangan, dan tentunya untuk mencegah kinvestasi ilegal, kita harus terapkan 2L (legal & logic) demi menghindari kerugian yang besar," pungkas Benny.