<p>Hypermart adalah salah satu produk ritel milik PT Matahari Putra Prima Tbk. / Facebook @Hypermart-Tanjung-Pinang-City-Center-652877128194713</p>
Nasional

Tahun Politik, Aprindo Prediksi Bisnis Ritel Berpotensi Naik Hingga 15 Persen

  • Prediksi tersebut disampaikan setelah berkaca dari pemilu 2019 lalu.

Nasional

Bintang Surya Laksana

JAKARTA - Menjelang tahun politik, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo), Roy N Mande prediksi pertumbuhan bisnis ritel berpotensi alami pertumbuhan positif sekitar 10% hingga 15%. Prediksi tersebut Roy sampaikan setelah berkaca dari pemilu 2019 lalu yang juga mengalami peningkatan pertumbuhan dengan besaran yang sama. 

“Jadi di kuartal IV sebesar 10% hingga 15%, maka kita punya pertumbuhan angka ritel sebesar 3,8% bahkan sampai 4%. Karena setiap pemilu pasti akan ada peningkatan konsumsi,” uja Roy pada 26 Oktober 2023 dikutip dari Antara.

Lebih lanjut, Roy berharap pemerintah akan menerbitkan regulasi yang relevan dan adaptif menjelang pemilu yang akan diselenggarakan pada Februari tahun 2024 mendatang. Roy menyebutkan, regulasi dari pemerintah tersebut diharapkan agar mampu menjaga nilai tukar rupiah stabil dan tidak semakin terpuruk.

Diketahui, pada Kamis pagi 26 Oktober 2023 nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta melemah sebesar 0,23% atau 37 poin menjadi Rp15.907 per dolar AS dari sebelumnya Rp15.870 per dolar AS. 

Analis pasar mata uang, Lukman Leong bahkan memperkirakan pelemahan rupiah terhadap dolar AS dapat melemah hingga Rp15.950 per dolar AS. Pelemahan tersebut merupakan dampak dari naiknya imbal hasil obligasi AS menjelang rilis data PDB Amerika Serikat kuartal III tahun 2023 malam ini.

“Rupiah diperkirakan berkisar Rp15.850-Rp15.950 per dolar AS,” ujar Lukman pada Kamis, 26 Oktober 2023.

Roy sendiri mengungkapkan, bisnis ritel pada kuartal III tahun 2023 diharapkan mampu berkontribusi pada produk domestik bruto (PDB) nasional sebesar 3,4% hingga 3,5%.

“Kami memproyeksikan ada di angka sekitar 3,4% sampai 3,5%. Jadi kalau kuartal IV bisa naik 15%. Maka kontribusi pada PDB bisa 3,6% hingga 3,7%,” ujar Roy.