Tak Ada Gedung Kantor Baru di Jakarta, IKN Penyebabnya?
- Colliers Indonesia menyebutkan bahwa kondisi gedung perkantoran di Jakarta dalam kondisi sepi peminat. Bahka diprediksikan jumlah ruang kantor kosong bertambah saat pemerintahan sudah resmi pindah ke Ibu Kota Nusantara (IKN).
Properti
JAKARTA - Colliers Indonesia menyebutkan bahwa kondisi gedung perkantoran di Jakarta dalam kondisi sepi peminat. Bahkan diprediksikan jumlah ruang kantor kosong bertambah saat pemerintahan sudah resmi pindah ke Ibu Kota Nusantara (IKN).
Head of Research Colliers Indonesia, Ferry Salanto mengungkapkan kebutuhan ruang kantor di Jakarta terutama di kawasan central business district (CBD) tidak mengalami pertumbuhan bahkan diramai tetap stagnan hingga 2025.
"Dengan kondisi absennya suplai terhadap CBD dari Juni 2024 hingga akhir 2024 tidak ada pasokan baru hal ini akan terus berlangsung hingga 2025 akhir," katanya dalam konpers perkembangan properti kuartal II-2024 dilansir Jumat, 5 Juli 2024.
- Tantangan dan Peluang BTPS di Tengah Dinamika Ekonomi dan Teknologi
- Dirujak Netizen Soal Serangan PDNS, Dirjen Kominfo Mengundurkan Diri
- HIPPINDO Tolak Larangan Penjualan Produk Tembakau dalam Jarak 200 Meter dari Tempat Pendidikan
Sekadar informasi, daerah yang masuk ke dalam area CBD diantaranya kawasan Jakarta selatan dan Jakarta Pusat seperti Thamrin, Sudirman, Rasuna Said, Mega Kuningan, Gatot Subroto, Satrio.
Sudirman adalah kawasan perkantoran yang paling seimbang antara tingkat keterisian dengan jumlah gedung yang dibangun pada 2023 sampai 2024. Sementara tingkat keterisian ruang kantor paling rendah berada di kawasan Mega Kuningan sekitar 61%.
Sementara itu, total pasok kumulatif per kuartal 2024 di Jakarta menembus 11.13 juta m2 , CBD 7.38 juta m2 dan di luar CBD 3.75 juta m2. Diprediksi nantinya pasokan dii luar CBD masih akan ada pertambahan pasok sekitar 340,000 m2 periode 2024-2026.
Ferry menjelaskan, dengan adanya pasif yang terbatas tentunya akan mendorong bunyi perkantoran naik pasar akan berpihak pada penyewa sehingga penawaran tarik sewa yang kompetitif dan memudahkan penyewa masih berlangsung.
Sehingga tarik saat permintaan ruang mulai meningkat tarif sewa dipastikan belum naik untuk saat ini tarif sewa di kawasan CBD Rp231,222 dan di luar CBD Rp167,758 per m2 per bulan. Penyesuaian tarif dasar sewa masih terus berlanjut dan sangat tergantung dari perusahaan yang masuk, luas ruang yang diambil dan masa sewa
Meskipun ada kenaikan dollar di pasar yang berdampak pada perumahan rupiah disebut Direktur Senior Departemen Pelayanan Perkantoran Colliers Bagus Adikusumo tidak ada perubahan yang signifikan karena pertumbuhannya yang menurun dan rata-rata adalah gedung lama.
Menurutnya yang paling terkena dampaknya justru gedung baru dan pengembang yang menggunakan yen atau dolar sebagai alat tukar pinjaman dan investasi.
"Saat-saat sekarang ini gedung-gedung kantor itu, banyak supply itu dari gedung udah lama. Efek dari naik nilai tukar dampaknya tidak terlalu signifikan karena pembangunan gedung perkantoran ini tidak terlalu banyak," tandasnya.