Properti Perkantoran PencakarLlangit di Distrik Bisnis dan Keuangan La Defense
Properti

Tak Ada Proyek Baru, Pasokan Ruang Perkantoran Akan Terbatas pada 2024 dan 2025

  • Colliers Indonesia menilai pertumbuhan pasok perkantoran akan mulai terbatas ada 2024 dan 2025. Bahkan sektor perkantoran diramalkan baru bisa pulih secara normal di tahun 2026.
Properti
Debrinata Rizky

Debrinata Rizky

Author

JAKARTA - Colliers Indonesia menilai pertumbuhan pasok perkantoran akan mulai terbatas ada 2024 dan 2025. Bahkan sektor perkantoran diramalkan baru bisa pulih secara normal di tahun 2026.

Senior Associate Director Research Colliers International Ferry Salanto mengungkapkan, sektor perkantoran masih memerlukan waktu 1 hingga 2 tahun ke depan untuk bisa kembali normal. Meskipun begitu masih ada beberapa proyek baru yang tetap akan diperkenalkan pada tahun ini seperti ADR tower dan blu-ray office tower.

"Tanpa proyek baru yang diluncurkan, pasokan kantor diperkirakan akan meningkat sekitar 2,0 persen hingga 2,5 persen setiap tahun selama periode 2023 - 2025." ujarnya dalam media briefing Colliers pada Rabu, 4 Oktober 2023.

Tingkat hunian kantor bergantung pada faktor seperti dinamika pasokan dan tingkat penyerapan di pasar. Oleh karena itu, tahun 2026 diantisipasi menjadi tahun kunci bagi pasar perkantoran.

Lebih lanjut menurut Ferry, sepanjang kuartal III-2023 tidak ada gedung kantor baru yang beroperasi baik di kawasan Central Business District (CBD) maupun di luar CBD. Jika melihat total pasok kumulatif di Jakarta ada sebesar 11,1 juta m².  Jika dirinci lebih lanjut untuk kawasan CBD ada 7,32 juta m² sedangkan di luar CBD ada 3,82 juta m². Salah satunya wisma antara yang akan dibangun ulang menjadi BSI tower.

Ferry mengatakan salah satu gedung perkantoran atau Luminary Tower di kompleks Thamrin Nine direncanakan selesai dan membawa tambahan pasokan sekitar 57,000 m2 di CBD pada  akhir tahun 2023.

Faktor Pencarian Ruang Kantor Baru

Ferry menjelaskan bahwa sepanjang kuartal III-2023, ada 73,4% tingkat hunian di kawasan CBD sedangkan 75,1% berada di luar CBD. Adapun beberapa perusahaan melakukan relokasi gedung dengan kelas yang lebih tinggi terutama bagi yang telah lama berkantor di lokasi yang sama.

Adanya ekspansi juga dilakukan oleh beberapa perusahaan multinasional yang masuk ke Indonesia hal ini membuat pencarian kantor baru semakin banyak.

Beberapa waktu terakhir pemerintah menggerakkan ekonomi hijau di mana hal ini turut mengerek pertumbuhan green building menjadi salah satu pertimbangan yang penting dalam pemilihan gedung oleh penyewa terutama pada perusahaan yang mengaplikasikan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG).

ESG konsep yang mengedepankan kegiatan pembangunan, investasi maupun bisnis yang berkelanjutan sesuai dengan tiga kriteria tersebut yaitu lingkungan, sosial serta tata kelola.