<p>Kolaborasi bisnis antara Gojek dan Tokopedia melahirkan perusahaan teknologi terbesar yakni Grup GoTo. / Dokumentasi Gojek</p>
Korporasi

Tak Cuma IPO GoTo, Ternyata Ada E-Commerce Sudah Ajukan Go Public

  • PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menyampaikan bahwa terdapat entitas e-commerce yang telah menyampaikan dokumennya dan masuk dalam daftar antrean IPO.

Korporasi

Drean Muhyil Ihsan

JAKARTA – Pelaku pasar sedang menunggu realisasi rencana penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) GoTo, entitas hasil gabungan dua raksasa teknologi lokal, Gojek dan Tokopedia.

Di tengah penantian itu, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menyampaikan bahwa terdapat entitas e-commerce yang telah menyampaikan dokumennya dan masuk dalam daftar antrean IPO. Namun, BEI sebagai operator bursa enggan mengungkapkan nama calon perusahaan tercatat tersebut.

Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna mengatakan bahwa pihaknya belum dapat menyampaikan informasi itu hingga Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memberikan persetujuan atas penerbitan prospektus awal kepada publik.

“Hal ini sesuai dengan Peraturan OJK Nomor IX.A.2. Setiap dokumen pernyataan pendaftaran pencatatan saham tentunya akan Bursa proses sebagaimana prosedur evaluasi kami,” ujarnya melalui pesan singkat kepada wartawan, Selasa 8 Juni 2021.

Tak hanya wacana IPO GoTo, Nyoman turut menjawab soal rencana penawaran umum perdana yang akan dilaksanakan oleh badan usaha milik negara (BUMN). Ia menyebut, belum ada perusahaan pelat merah ataupun anak usahanya dalam daftar antrean IPO.

“Belum ada BUMN atau anak perusahaan BUMN dalam pipeline,” tegasnya.

Saat ini terdapat 21 perusahaan yang telah melakukan pendaftaran pencatatan saham dan sedang dievaluasi oleh BEI. Adapun rincian perusahaan yang telah melakukan pendaftaran, di antaranya 3 perusahaan aset skala kecil, 8 perusahaan aset skala menengah, dan 10 perusahaan aset skala besar.

Dari segi sektor, 2 perusahaan dari sektor basic materials, 3 dari sektor industrials, 1 dari sektor transportation and logistics, 3 dari sektor consumer non-cyclicals, 2 dari sektor consumer cyclicals, dan 2 dari sektor properties and real estate.

Kemudian, terdapat 2 perusahaan dari sektor technology, 1 perusahaan dari sektor healthcare, 3 perusahaan dari sektor energy, 1 perusahaan dari sektor financials, serta 1 perusahaan lagi masih dalam proses evaluasi BEI. (SKO)