Tak Diawasi AS, Ini Aplikasi China yang Banyak Dipakai Warga AS
- Ketatnya pengawasan AS pada aplikasi buatan China, TikTok menjadi pembicaraan bari-baru ini.
Tekno
BEIJING - Ketatnya pengawasan AS pada aplikasi buatan China, TikTok menjadi pembicaraan bari-baru ini. TikTok yang merupakan media sosial buatan China dituding mengancam keamanan data dan ketahanan Negeri Paman Sam.
Guna meluruskan hal tersebut, sang CEO TikTok Shou Zi Chew sampai datang ke sidang parlemen AS awal pekan lalu. Meski demikian, skeptisme AS terhadap TikTok terus berlanjut hingga saat ini.
Meski diawasi ketat oleh AS, TikTok rupanya bukan satu-satunya aplikasi buatan China yang populer digunakan oleh masyarakat AS. Seolah lepas dari pengawasan keamanan AS karena jarang tersorot, aplikasi edit video CapCut saat ini bisa dibilang tengah menikmati popularitasnya.
- Elon Musk Minta Pengadilan Cabut Gugatan Dogecoin Rp3,9 Triliun
- Jurnalis Joran Gelar Kegiatan Sosial dan Sahur on The Boat Bersama Nelayan Pulau Panjang
- INFO BMKG: Prakiraan Cuaca Hari Ini 03 April 2023 dan Besok untuk Wilayah DKI Jakarta
- INFO BMKG: Gempa Guncang Wewak di Darat 115 km Barat Daya 7.2 Magnitudo
Mengutip laporan The Wall Street Journal Senin, 3 April 2023, CapCut terkesan terhindar dari pengawasan peraturan atas praktik penanganan data pengguna.
Berdasarkan data pelacak aplikasi, CapCut yang masih satu Induk perusahaan dengan TikTok ini menunjukan angka unduhan yang meningkat dalam beberapa minggu terakhir.
Dirilis pada tahun 2020, data dari lembaga riset China Diandian menunjukkan CapCut memiliki lebih dari 200 juta pengguna aktif bulanan. Sementara itu, TikTok memiliki lebih dari satu miliar pengguna secara global.
CapCut sendiri memungkinkan orang untuk mengedit video dengan mudah layaknya profesional. Pada aplikasi ini, tersedia sejumlah template, filter, efek visual, dan musik. Video ini juga memiliki peluang lebih tinggi untuk menjadi viral di TikTok dan platform lain.
Sebelumnya, pemerintahan Biden telah mendorong para pendiri ByteDance untuk melepaskan kepemilikan mereka di TikTok dengan alasan mengatasi kekhawatiran atas ancamannya terhadap keamanan nasional AS. Namun hal tersebut tak dilakukan terhadap CapCut.
CapCut sendiri mengatakan dalam kebijakan privasinya bahwa untuk menyediakan layanan, ia mengumpulkan konten seperti foto dan video yang diunggah pengguna.
Sama seperti aplikasi pada umumnya, CapCut juga mengumpulkan data pengguna meliputi termasuk lokasi, jenis kelamin, dan tanggal lahir mereka, yang umum untuk alat pengeditan video. Meski demikian, CapCut mengaku menyimpan data semacam itu di AS dan Singapura, seperti halnya TikTok.
Sekadar info, CapCut melonjak ke puncak toko aplikasi sejak akhir tahun lalu. Ia hampir menduduki puncak mingguan aplikasi yang diunduh di AS, bersama TikTok, serta platform belanja Temu dan mode marketplace Shein.
Menurut laporan Sensor Tower, unduhan global CapCut melonjak 43% menjadi lebih dari 400 juta tahun lalu.sejak tahun lalu, sekitar 7% dari jumlah keseluruhan unduhan globalnya berasal dari AS.
Perlu diketahui, CapCut bukan penghasil pendapatan tinggi bagi ByteDance. Namun, perusahaan lebih ingin memonetisasi popularitas aplikasi, kata orang-orang yang akrab dengan perusahaan.
Akhir tahun lalu, CapCut mulai memberikan langganan premiun untuk layanan penyimpanan cloud agar lebih banyak lagi mendapatkan fitur dan efek.