Warga keturunan Tionghoa melaksanakan sembahyang hari pertama pada Tahun Baru Imlek 2574 di Vihara Boen San Bio Pasar Baru Kota Tangerang, Minggu 22 Januari 2023. Foto : Panji Asmoro/TrenAsia
Nasional

Tak Hanya Barongsai, Ini 9 Tradisi Imlek di Indonesia

  • Tahun Baru Imlek 2025 akan segera tiba! Tahun Baru Imlek 2025 yang juga bertepatan dengan tahun 2576 Kongzili, akan dirayakan pada Rabu, 29 Januari 2025.

Nasional

Distika Safara Setianda

JAKARTA – Tahun Baru Imlek 2025 akan segera tiba! Tahun Baru Imlek 2025 yang juga bertepatan dengan tahun 2576 Kongzili, akan dirayakan pada Rabu, 29 Januari 2025.

Penetapan tanggal tersebut sebagai hari libur nasional didasarkan pada Surat Keputusan Bersama (SKB) 3 Menteri. Perayaan hari besar ini menjadi momen yang sangat berarti bagi masyarakat Indonesia, terutama komunitas Tionghoa, untuk merayakan tradisi yang sarat dengan makna dan budaya.

Seiring berjalannya waktu, muncul berbagai perayaan dan tradisi yang diwariskan secara turun-temurun dan wajib dilaksanakan setiap tahun. Kira-kira tradisi apa saja dalam perayaan Imlek di Indonesia? Yuk, simak artikel berikut!

Tradisi Imlek di Indonesia

Berikut beberapa tradisi Imlek di Indonesia:

1. Bersih-Bersih Rumah

Membersihkan rumah menjelang perayaan Tahun Baru Imlek memiliki makna mendalam dalam tradisi masyarakat Tionghoa. Kegiatan ini dianggap sebagai simbol untuk menghilangkan keburukan dan kesialan, biasanya dilakukan sehari sebelum Imlek.

Namun, ada larangan untuk membersihkan rumah tepat pada hari raya Imlek, karena dipercaya dapat membuang rezeki yang akan datang ke penghuni rumah. Meski demikian, kegiatan bersih-bersih tetap bisa dilakukan dengan mengikuti aturan tertentu, seperti menyapu dari luar ke dalam rumah. Debu dan kotoran baru dibuang setelah perayaan Imlek selesai.

2. Mendekorasi Rumah dengan Nuansa Merah

Masyarakat Tionghoa percaya menghias rumah dengan benda-benda berwarna merah dapat menghadirkan keberuntungan, menghalau energi negatif, serta menjadi simbol kemakmuran dan aura positif.

Menurut cerita yang beredar, ribuan tahun lalu ada sebuah monster bernama Nian yang menyerang penduduk desa setiap malam tahun baru. Konon, monster tersebut takut dengan suara bising dan warna merah.

Oleh karena itu, warna merah menjadi simbol penting dalam tradisi masyarakat Tionghoa, digunakan pada pakaian dan dekorasi untuk mengusir roh jahat sekaligus mendatangkan keberuntungan. Tak heran, suasana Imlek selalu dipenuhi dengan dominasi warna merah.

3. Persembahan kepada Leluhur

Menjelang Tahun Baru Imlek, banyak masyarakat Tionghoa yang menyempatkan diri untuk berziarah ke makam leluhur mereka. Tradisi menghormati leluhur ini merupakan warisan budaya yang penting untuk dilestarikan.

Saat mengunjungi makam tersebut, mereka biasanya membawa persembahan berupa makanan dan minuman yang kemudian ditempatkan di meja makan leluhur. Tradisi ini dilakukan sebagai wujud penghormatan, membiarkan leluhur makan terlebih dahulu saat malam perayaan Tahun Baru Imlek.

4. Makan Malam Keluarga

Makan malam bersama keluarga merupakan tradisi yang sangat berarti untuk mempererat hubungan antaranggota keluarga dan mendoakan kebahagiaan bersama. Momen ini sering menjadi kesempatan bagi keluarga yang tinggal berjauhan untuk berkumpul kembali.

Pada makan malam ini, hidangan yang paling umum disajikan adalah pangsit, yang melambangkan keberuntungan dan kekayaan.

Dalam suasana kebersamaan, mereka menikmati hidangan penuh makna yang mencerminkan kehangatan, persatuan, serta harapan akan keberuntungan dan kemakmuran di tahun yang akan datang.

5. Tradisi Yu Sheng

Yu Sheng adalah tradisi yang dilakukan untuk menyambut Tahun Baru Imlek, yang berkaitan dengan hidangan khusus pada pergantian tahun.

Sesuai adat, hidangan ini harus disajikan dan dimakan dengan iringan doa syukur atas rezeki yang telah diberikan. Doa yang menyertai Yu Sheng bertujuan agar keluarga yang menikmatinya memperoleh rezeki yang lebih baik di tahun baru.

Dalam tradisi ini, makanan disajikan dalam sebuah piring Yu Sheng yang berisi berbagai bahan dingin seperti irisan ikan salmon, wortel, dan salad lainnya. Kemudian, saus wijen, buah plum, dan bahan lainnya ditambahkan.

Para anggota keluarga yang duduk di meja akan mengaduk makanan bersama, mengangkatnya sumpit setinggi mungkin sambil mengucapkan Lao Qi atau Lao Hei. Yu Sheng diartikan sebagai simbol kelimpahan rezeki, harapan, dan semangat yang baru.

6. Berbagi Angpao dan Hadiah Lainnya

Tradisi memberikan angpao merupakan salah satu ciri khas perayaan Tahun Baru Imlek. Angpao biasanya diberikan kepada anak-anak, orang yang lebih muda, atau mereka yang belum menikah.

Lebih dari sekadar pemberian amplop, angpau melambangkan doa dan harapan untuk keberuntungan, berkah, serta kesejahteraan bagi penerimanya di tahun yang baru.

Selain itu, masyarakat Tionghoa juga kerap memberikan hadiah lain, seperti teh, buah-buahan, permen, hingga minuman beralkohol.

7. Menyalakan Petasan dan Kembang Api

Menyalakan petasan dan kembang api adalah aktivitas yang umum dilakukan selama perayaan Tahun Baru Imlek, baik di kota-kota besar maupun di pedesaan di China. Tradisi ini diyakini oleh masyarakat Tionghoa sebagai cara untuk mengusir roh jahat sekaligus menyambut tahun baru.

Suara ledakan petasan yang keras dipercaya dapat mengusir makhluk jahat, termasuk Nian, makhluk mitologis yang diyakini muncul pada malam Tahun Baru untuk menebar ketakutan. Hingga saat ini, tradisi ini masih terus dilestarikan di Tiongkok dan negara-negara dengan populasi Tionghoa yang besar. Petasan juga menambah keceriaan dan kehangatan suasana selama perayaan Imlek.

8. Pertunjukan Barongsai

Barongsai menjadi salah satu atraksi yang ditunggu-tunggu setiap perayaan Imlek. Tarian naga melambangkan kekuatan dan kebijaksanaan, sementara tarian singa dipercaya memiliki kekuatan magis untuk mengusir roh jahat dan mendatangkan keberuntungan.

Tarian ini biasanya dilakukan di jalan-jalan, depan toko, atau rumah-rumah. Selain sebagai hiburan, tarian ini juga bertujuan untuk memberikan berkah pada tempat-tempat tersebut dan mendatangkan rezeki bagi pemiliknya.

9. Makan Hidangan Khas Imlek

Kue keranjang atau Nian Gao merupakan bagian penting dalam perayaan Imlek. Sebagai warisan budaya Tionghoa, kue ini telah menjadi tradisi dalam perayaan Tahun Baru Imlek selama berabad-abad. Menurut legenda China, kue ini diyakini memiliki kekuatan untuk melindungi dari makhluk buas bernama Nian yang menakut-nakuti dan membahayakan penduduk.

Oleh karena itu, masyarakat mulai membuat kue keranjang sebagai persembahan untuk memastikan keselamatan mereka dari ancaman Nian.

Selain itu, ada cerita dalam tradisi masyarakat Tionghoa yang menyebutkan bahwa Dewa Dapur, yang tinggal di setiap rumah, menyampaikan ‘laporan tahunan’ kepada Kaisar Giok. Oleh karena itu, kue keranjang disajikan sebagai ‘penutup mulut’ agar Dewa Dapur tidak mengkritik atau mengejek rumah mereka.

Seiring berjalannya waktu, tradisi ini semakin erat kaitannya dengan perayaan Imlek. Menikmati kue keranjang pada malam Tahun Baru Imlek diyakini dapat mendatangkan keberuntungan dan kemakmuran. Bentuk bulat kue tersebut melambangkan keutuhan keluarga dan harapan untuk tahun yang lebih baik.

Itu dia beberapa tradisi Imlek di Indonesia. Semoga informasi tersebut bermanfaat!