<p>Hati-hati, risiko dirawat di rumah sakit akibat penularan COVID-19 varian delta meningkat dua kali lipat/freepik.com</p>
Gaya Hidup

Tak Hanya Delta, Kini Ada Varian Baru Virus COVID-19 Lambda

  • Tak hanya delta, kini ada varian baru virus COVID-19 Lambda

Gaya Hidup
Justina Nur Landhiani

Justina Nur Landhiani

Author

JAKARTA – Pandemi COVID-19 yang telah melanda seluruh wilayah di Indonesia sejak tahun 2020 hingga sekarang tampaknya masih belum berakhir.

Apalagi, kini muncul varian virus COVID-19 baru yaitu Delta, yang disebut-sebut terkait dengan meningkatnya penyebaran COVID-19.

Akan tetapi, kini kembali muncul varian COVID-19 lagi, yaitu Lambda.

Seperti yang dikutip dari laman Health, varian COVID-19 Lambda, pertama kali diidentifikasi di Peru pada awal Desember 2020, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), dan sejak itu telah dilaporkan di 29 negara.

Menurut WHO, 81% kasus COVID-19 di Peru yang diurutkan sejak April 2021 telah dikaitkan dengan Lambda. Sedangkan di Chili, varian tersebut telah menyumbang sekitar sepertiga dari kasus berurutan yang dilaporkan dalam 60 hari terakhir.

WHO menganggap Lambda sebagai “varian yang menarik” pada 14 Juni lalu. Pendapat tersebut berarti mutasi yang dihasilkan diyakini memengaruhi penularan dan tingkat keparahan virus dan menyebabkan penularan komunitas yang signifikan atau menimbulkan beberapa kluster COVID-19 di banyak negara, sehingga menjadi risiko untuk kesehatan masyarakat global.

Meskipun kasus COVID-19 karena varian Lambda telah meningkat di Peru, para ilmuwan masih tidak dapat mengatakan bahwa varian ini lebih menular daripada varian lainnya.

CDC menunjukkan bahwa virus COVID-19 varian Lambda terus berubah melalui mutasi dan secara rutin memantau varian SARS-CoV-2 di Amerika Serikat.

Sedangkan untuk efektivitas vaksin terhadap varian Lambda hingga kini belum diketahui, karena datanya masih belum banyak.

Sedangkan hasil awal penelitian di Peru didasarkan pada sampel darah dari petugas kesehatan yang divaksinasi di Santiago, Chili.

Temuan tersebut belum menjalani tinjauan sejawat, menunjukkan bahwa mutasi pada protein lonjakan varian Lambda lebih menular dan lebih mampu melepaskan diri dari antibodi penetral yang ditimbulkan oleh vaksin CoronaVac.